Rabu, 28 Desember 2016

makalah (Nasib makanan dalam Tubuh)

Nasib Makanan dalam Tubuh 



oleh:
Putri Nilam Cahaya
(1606104010040)

Dosen Pembimbing:
Drs. Abdurrahman M.kes






FKIP PPK
Universitas Syiah Kuala 
2016





KATA PENGANTAR

         puji syukur kehadirat Allah swt atas segala rahmatNYA sehinnga makalah ini dapat tersusun dengan selesai yang berjudul “Nasib Makanan dalam Tubuh”. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan memberikan sumbangan materi maupun pikirannya.
        Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
     Terlepas dari itu semua, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, oleh karena itu penulis  sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Darussalam,Desember 2016



                                                                                                                            Penyusun






BAB I
PENDAHULUAN
  
1.1   Latar Belakang

         Makanan merupakan sumber energi dan bahan pembangun tubuh yang diperlukan manusia untuk tetap bertahan hidup. Proses pencernaan makanan pada manusia memerlukan waktu yang berbeda-beda, tergantung masing-masing individu dan jenis makanan yang dimakan. Waktu pencernaan dapat berkisar dari 24 hingga 50 jam, Makanan yang banyak mengandung lemak dan serat akan dicerna lebih lama di dalam tubuh. Pencernaan makanan terjadi secara mekanik dan enzimatis untuk memecah makanan menjadi molekul penyusunnya sehingga dapat diserap oleh tubuh.
      Komponen penyusun bahan makanan dapat dibedakan menjadi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Karbohidrat, dan lemak yang diperlukan dalam jumlah yang relatif besar, sedangkan vitamin dan mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil. Selain komponen di atas, air juga sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan pelarut yang sangat penting dalam sistem kehidupan.

1.2 Rumusan masalah
  1.       Apa saja yang termasuk dalam zat makanan?
  2.       Bagaimana proses percernaan makanan terjadi?
1.3  Tujuan makalah
Agar pembaca memahami yang termasuk dalam zat makanan dan  proses pencernaan makanan yang terjadi di dalam tubuh manusia serta pembaca mengerti kinerja organ-organ pencernaan.




 BAB II
PEMBAHASAN



2.1 Zat Makanan


Makhluk hidup harus memenuhi enegi dengan cara mengosumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain, secara umum fungsi zat makanan di bagi 3, yaitu:
  1. sebagai sumber energi
  2. sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyususn sel dan jaringan tubuh), dan 
  3. nutrisi ensensial yang membantu fungsi fisiologis
Agar ketiga fungsi tersebut dapat di penuhi, makan pemilihan makanan menjadi penting. Secara umum makanan yang sehat harus mengandung zat-zat makanan sebagai berikut:

2.1.1 Karbohidrat
Fungsi karbohidrat yaitu menghasilkan energi, merupakan cadangan tenaga bagi tubuh, dan mempertahankan suhu tubuh. Sumber karbohidrat antara lain nasi, gandum, sagu, jagung, dan ketela pohon.

2.1.2 Protein
Fungsi Protein yaitu unuk membentuk sel-sel jaringan tubuh manusia, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau aus, dan untuk pertumbuhan serta perkembangan.Sumber protein hewani antara lain daging, ikan, putih telur, dan susu. Sumber protein nabati antara lain kacang dan kedelai.

2.1.3 Vitamin
Fungsi Vitamin yaitu sebagai zat pengatur dan pelindung tubuh.
Fungsi Vitamin A adalah menjaga kesehatan mata, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit rabun senja dan xeroftalmia. Sumber makanan yang mengandung vitamin A antara lain seperti: pepaya, tomat, wortel. Pengertian Xeroftalmia  adalah kelainan mata akibat kekurangan vitamin A, terutama pada anak Balita dan sering ditemukan pada penderita gizi buruk dan gizi kurang.

Fungsi Vitamin B1 adalah meningkatkan nafsu makan dan mencegah penyakit beri-beri. Contoh makanan yang mengandung vitamin B1 antara lain seperti: beras merah, daging, susu, hati, kacang hijau, bekatul.

Fungsi Vitamin B2 yaitu untuk mencegah penyakit dermatitis dan keilosis (luka di sudut bibir). Sumber makanan yang mengandung vitamin B2 antara lain seperti: susu, mentega, ragi, keju.Pengertian dermatitis menurut wikipedia adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil  ( vesikel ) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Keilosis adalah radang dangkal pada sudut bibir yang ditandai dengan kulit yang mengelupas dan pecah-pecah. 

Fungsi Vitamin B3 adalah untuk mencegah penyakit pelaggra. Sumber makanan yang mengandung vitamin B3 yaitu ikan, hati, telur, dan sayur-sayuran. Pengertian Pelaggra yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan niacin ( vitamin B3 ) dalam makanannya dan sudah kronis.

Fungsi Vitamin B5 yaitu untuk mencegah insomnia dan meningkatkan nafsu makan. Contoh makanan yang mengandung vitamin B5 antara lain seperti: buah-buahan, hati, dan ragi. Pengertian Insomnia adalah gangguan di mana orang tidak dapat mendapatkan cukup tidur atau sering disebut dengan penyakit sulit tidur.

Fungsi Vitamin C adalah untuk menjaga kesehatan gusi, mencegah sariawan, mencegah penyakit skorbut dengan gejala gusi bengkak dan mudah berdarah. Sumber makanan yang mengandung vitamin C yaitu sayur-sayuran dan buah ( seperti: jeruk, tomat, pepaya, cabai )

Fungsi Vitamin D adalah membentuk dan memelihara tulang, mencegah penyakit rakitis dan osteoporosis. Sumber makanan yang mengandung vitamin D yaitu minyak ikan, kuning telur, mentega, ikan, dan susu.

Fungsi Vitamin E adalah untuk menyuburkan rambut, menghaluskan kulit, dan sebagai pelindung sel-sel darah merah. Makanan yang mengandung vitamin D adalah kacang hijau, kedelai ( biji-bijian,terutama yang sedang berkecambah), telur, susu.

Fungsi Vitamin K adalah membantu proses pembentukan/pembekuan darah. Sumber makanan yang mengandung vitamin K yaitu sayuran hijau, susu, kuning telur, kedelai, kacang hijau, bayam, kangkung.

2.1.4.Lemak
Fungsi lemak adalah sebagai makanan cadangan, penghasil energi, pelindung tubuh dari pengaruh Perubahan suhu, dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K.

2.1.5 Mineral 
Fungsi mineral adalah sebagai pengatur proses metabolisme dalam tubuh. Jenis-jenis mineral yaitu kalsium, fosfor, flour, yodium, zat besi, dan tembaga.
Fungsi Kalsium adalah membentuk tulang dan gigi, mencegah osteoporosis ( keropos tulang). Sumber bahan makanan: kacangkacangan, biji-bijian, susu, keju. Pengertian osteoporosis menurut wikipedia adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat yang khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menyebabkan kerapuhan/keropos tulang.

Fungsi Fosfor adalah membentuk tulang dan gigi, membantu pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Sumber bahan makanan: ikan, susu, kacang-kacangan, keju

Fungsi Flour adalah membentuk tulang dan gigi, mencegah keruskan gigi, mencegah osteoporosis. Sumber bahan makanan: kuning telur, susu, ikan laut.

Fungsi Yodium adalah mencegah penyakit gondok. Sumber bahan makanan: garam beryodium, ikan laut, sayuran hijau.

Fungsi Zat Besi adalah membentuk sel darah merah, mencegah penyakit anemia ( kurang darah). Sumber bahan makanan: bayam, kangkung, hati, susu, telur.

Fungsi  Mineral Tembaga adalah mencegah anemia, mencegah gangguan ada sistem saraf. Sumber bahan makanan: kacang-kacangan, kerang, hati

2.1.6 Air
Fungsi Air adalah melarutkan zat makanan, mengatur suhu tubuh, dan melancarkan pencernaan makanan.

2.2 Proses pencernaan
Proses pencernaan adalah proses pemecahan secara mekanik dan kimia, molekul-molekul besar yang masuk saluran pencernaan menjadi molekul yang lebih kecil sehingga dapat di serap olehh dinding saluran pencernaan.
Pergerakan makanan
1.   Gerakan mencampur, mengaduk, dan mendorong isi lumen akibat kontraksi otot polos dinding saluran pencernaan
2.    mendorong isi lumen ke depan dengan kecepatan yang tidak sama,
3.    mencampur makanan dengan liur dan membantu absorbsi dengan cara mendekatkan seluruh isi lumen  ke permukaan saluran pencernaan.

Sekresi getah cerna
Sekresi getah cerna ini mulai dari mulut sampai ke ileum dan di lakukan oleh kelenjar-kelanjar untuk mensekresi air, elektrolit, dan bahan-bahan tertentu seperti enzim dan liur empedu (mukus).

Absorbsi
Makanan yang telah mengalami perubahan dalam proses penyerapan hasil pencernaan dari lumen menembus lapisan epitel dan masuk ke dalam darah atau cairan limfe. Permukaan saluran pencernaan biasanya tidak rata/licin, tetapi berlekuk-lekuk sehingga menambah luas permukaan yang tersedia untuk absorbsi.

Lapisan dinding pencernaan
1    tunika mukosa
merupakan mukosa merupakan mukosa lapisan dalam yang di liputi lapisan sel epitel, mensekresi mukus, dan melepaskan hormon ke dalam darah,  membentuk kelenjar eksokrit untuk mensekrisi asam, enzim, air, dan ion-ion ke dalam lumen. Lapisan ini berfungsi melindungi saluran pencernaan terhadap gesekan makanan yang keras.

2      Tunika submukosa
Merupakan jaringan ikat kedua yang di lalui pembuluh darah dan pembuluh limfe yang besar cabangnya menembus lapisan mukosa di dalam submukosa yang di dalamnya terdapat suatu jala sel saraf (pleksus submukosa). Lapisan ini menpunyai dua lapisan, yaitu: otot longitudinal dan sirkular (oblique).

      Tunika muskularis
Merupakan lapisan otot. Kontraksinya menimbulkan gaya mendorong dan memindahkan isi saluran pencernaan, membentuk sistem saraf enterik, menbantu mengintergrasikan keaktifan motorik, dan sekretorik sistam pencernaan.

      Tunika serosa
Merupakan lapisan luar jaringan ikat yang mengelilingi saluran pencernaa. Lapisannya sangat tipis dan  di sebut juga peritonium. Fungsinya mensekkresi cairan serous untuk membashi dan mencegah gesekan organ pencernaan, dan alat dalam sekitarnya.

2.2.1 Mulut (Oris)
Mulut merupakan organ pertama dari saluran pencernaan yang letaknya meluas dari bibir sampai ke istmus fausium, yaitu perbatasan antara mulut dan faring. Mulut terdiri dari dua bagian, yaitu: vetibulum oris dan kavita oris propia.
Organ kelengkapan mulut
1.      Bibir
Bagian eksternak bibir di tutupi oleh kulit dan bagiannya internalnya di lapisi oleh jaringan epitel yang mengandung mukosa. Bagian ini kaya pembuluh darah dan banyak terdapat ujung-ujung saraf sensorik. Pada kavum oris terdapat dua buah palatum (tulang langit-langit), yaitu palatum durum dan palatim mole.
2.    Pipi
   Merupakan alat kelengkapan mulut bagian luar yang di lapisi oleh  kulit dan bagian dalam di lapisi oleh jaringan epitel yang mengandung selaput lendir (membaran mukosa). Otot pengunyah memanjang dari maksila mandibula dan sifatnya lebih elastis. M.buksinator membentuk basis otot pipi sebelah luar. Pipi memiliki fasia bukofarigeal dengan jaringan lemak korpus adiposa bukae dengan kelenjar bukales.
3.    Gigi (dentis)
   Merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara. Gigi terdiri dari gigi sulung dan gigi permanen.
    Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan. Mengunyah adalah pemecah partikel besar menjadi partikel kecil suapaya dapat di telan tanpa menimbulkan tersendak. Proses ini merupakan proses mekanik pertama yang dia alami oleh saluran pencernaan. Apabila terdapat makanan dalam mulut maka terjadi rangsangan refleks otot-otot untuk menggerakan otot mandibula. 

Lidah
Lidah terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat lintang yang kasar, dilengkapi dengan mukos lidah, dan berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut dengan menggerakan ke segala arah.
Bagian-bagian lidah, yaitu:
  1.  Pangkal lidah (radik lingua). Pada pangkal lidah begaian belakang terapat anak lidah yang berfungsi menutup jalan pernapasan pada waktu menelan supaya makanan tidak masuk ke jalan pernapasan.
  2. Panggul lidah (dorsum lingua). Pada bagian ini terdapat puting-puting pengecap (ujung saraf pengecap) untuk menentukan rasa makanan (manis, asam, asin, dan pahit). Pada panggul lidah terdapat jonjot-jonjot kecil sebagai puting pengecap terdiri dari banyak papila.
  3. Ujung lidah (apeks lingua) membantu membalikkan makanan, proses berbicara, merasakan makanan yang di makan, dan membantu proses menelan.

Kelenjar ludah
Merupakan kelenjar menskresi larutan mukus ke dalam mulut, menbasahi dan melumasi partikel makanan sebelum di telan. Kelenjar ini mengandung dau enzim pencernaan, yaitu: lipase lingua untuk mencerna lemak dan ptialin/amilase untuk mencerna tepung.
Bagian-bagian kelenjar ludah,
  1. Kelenjar ludah bawah rahang; terdapat di bawah rahang atas bagian tengah, salurannya bernama duktus wartoni, dan bermuara pada rongga mulut dekat frenolum lingua.
  2. Kelenjar ludah bawah lidah; terdapat di bawah selaput lendir dasar rongga mulut, bermuara di dasar rongga mulut, dan dipersarafi oleh saraf tak sadar.
  3. Kelenjar parotis, terletak di bawah bagian depan telinga di antara prosessus mastoid kiri dan kanan dekat os mandibula, salurannya bernama duktus stensoni, keluar dari glandula parotis menuju rongga mulut melalui pipi. Sekresi saliva normalnya setiap hari 1000-1500 ml.
Komposisi saliva
            ·          Air, 97%-99%
            ·          Glukoprotein (musin), dihasilakan oleh kelenjar-kelenjar mukosa sublingualis.
            ·          Ptialin (amilase) enzim pencernaan yang berfungsi mencerna tepung.
            ·          Garam-garam alkali
            ·          Sel-sel epitel
            ·          Sel kelenjar
            ·          Leukosit gas (oksigen) dan bakteri

Fungsi saliva
  1. Fungsi mekanis, mencampur saliva dengan makanan agar menjadi lunak atau setengah cair yang disebut bolus agar mudah di telan dan mendinginkan makanan.
  2. Fungsi kemis, melarutkan makanan yang kering untuk dapat dirasakan, misalnya butiran gulaa/garam dalam mulut akan larut dengan perantaraan saliva. Di samping itu, saliva juga memantua gigi-gigi yang menjadi busuk dengan cara mengubah suasana asam yang yang ditimbulkan bakteri pembusuk menjadi suasana alkalis.
2.2.2. Esofagus (kerongkongan)
Merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring, panjangnya lebih kurang 25 cm. Posisinya vertikal, di mulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah rongga dada di belakang trakea. Pada bagian dalam di belakang, jantung menembus diasrgama sampai rongga dada dan fundus lambung melewati persimpangan sebelah kiri difragma.

Sekresi esofagus bersifat mukoid dan berfungsi memberikan pelumas untuk pengerakan makanan melalui esofagus. Pada permulaan esofagus banyak terdapt kelenjar mukosa komposita. Bagian badan utamanya dibatasi oleh banyak kelenjar mukosa simplek untuk mecegah ekskresi mukosa oleh makanan yang baru masuk. Kelenjar komposita pada perbatasan esofagus dengan labung melindungi dinding esofagus dari pencernaan getah lambung.

Pada peralihan esofagus ke lambung terdapat sfingtr kardiak yang di bentuk oleh lapisan otot sirkuler esofagus. Sfingter ini terbuka secara refleks pada akhir peristiwa menelan. Tunika mukosa esofagus mempunyia epitel gepeng berlapis yang mengandung kelenjar-kelenjar mukus (glandula esofagus).
Fungsi utama sfingter esofagus bawah adalah mencegah isi lambung naik lagi ke atas ke esofagus. Isi lambung snagat asam dan banyak mengandung enzim proteolitik. Esofagus tidak mampu menahan kerja pencernaan sekret lambung dalam waktu lama.

2.2.3 Lambung (ventrikulis)
Merupakan sebuah kantong muskular yang letaknya antara esofagus dan usus halus sebelah kiri abdomen di bawh diafragma bagian depan pankreas dan limpa. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik terutama di daerah epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah makanan yang masuk, adanya gelombang peristaltik tekanan organ lain, dan postur tubuh.

Struktur lambung
  1. Fundus ventrikuli; bagian ini menonjol ke atas, terletak sebelah kiri osteum karidakum, dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esofagus terdapat katup sfingter kardiak.
  2. Korpus ventrikuli; bagian ini merupakan segitiga osteum kardiakum, yaitu suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor dan merupakan bagian utam dari lambung.
  3. Antrum pilorus; merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal mebentuk sfingter pilorus. Antrum pilorus. Antrum pilorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke duodenum.
  4. Kurvatura minor; terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dan osteum kardiak sampai ke pilorus. Kurvatura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor, suatu lipatan ganda dari peritonium.
  5. Kurvatura mayor; bagian ini terbentang pada sisi kiri ostrum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Kurvatura mayor lebih panjang dari kurvatura minor dan dihubungkan dengan kolon transversum oleh omentum mayor lipatan ganda dari peritonium.
  6.  Osteum kardiakum; merupakan tempat esofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisum pilorus yang tidak mempunyai sfingter khusus, hanya berbnetuk cinci yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serat otot pada dasas esofagus. 

Lapisan lambung
  1.  Lapisan selaput lendir (mukosa). Bila lambung dikosongkan, lapisan ini berlipat-lipat yang di sebut rungae.
  2. Lapisan otot melingkar (m.aurikularis). lapisan ini merupakan jaringan otot yang kuat.
  3. Lapisan otot miring (m.obliques). lapisan ini mempunyai otot bergaris miring.
  4. Lapisan otot panjang (m.longitudinal). lapisan ini merupakan susunan lapisan otot lambunng yang panjang.
  5.  Jaringan ikat (peritonium)atau serosa. Jaringan ini melapisi lambung bagian luar.
Fungsi lambung
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esofagus, menghancurkan makanan, dan menghaluskan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara, yaitu kimiawi dan mekanis.
  • Mekanis menyimpan, mencampur dengan sekret lambung, dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.
  • Kimiawi (khemis). Bolus dalam lambung akan di campur dengan asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilakan, antara lain: pepsin, asam garam, renin, dan lapisan lambung.
1. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapatdiabsorbsi di intestinum minor.
2.  Asam garam (HCL), mengasamkan makanan sebagai  antiseptik dan desinektan yang masuk ke dalam makanan. Di samping itu, mengubah pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.
3.     Renin, sebagai ragi membekukan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.
4.   Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah lambung.

Sekresi getah lambung
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan. Apabila melihat, mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga menimbulakan rangsangan kimiawi yang menyebabka dinding lambung melepaskan hormon yang di sebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase, yaitu  serebral, gastrik, dan intestinal.

Fase serebral; antisipasi dari makanan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke nervus vagus sampai ke lambung yang merupakan kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi gastrin hormon yang disekresi oleh membran mukosa kanalis pilorus lambung yang menghasilakan getah lambung.
Fase gastrik; pada fasi ini gastrin lebih banyak diproduksi.
Fase intetinal; masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih banyak gastrin.

Gerakan Lambung
Apabila makanan di telan oleh otot polos di fundus, korpus lambung secara refleks melemah sebelum makanan sampai di lambung sehingga volume lambunng meningkat sebesar 1,5 liter tanpa peningkatan tekanan yang nyata.

Reseptiif relaksasi ini berlangsung dengan perantara nervus vagus dan  dikoordinasikan oleh pusat menelan. Setah lambung telahh terisi penuh, kontaraksi mulai melemah di daerah fundus dan korpus menekan isi lambung. Kontraksi ini untuk beberapa waktu tidak menimbulkan pencampuran isi lambung dengan getah lambung. Kontraksi akan meningkatkan tonus lambung menyebar ke daerah korpus karena belum dapat melewati pilorus yang hanya dapat di lewati oleh partikel berukuran kecil (1mm).

Keaktifan di antrum akan mencampur dan mengaduk isi lambung dengan cepat dan cermat dengan sekresi lambung, membelah makanan menjadi partikel yang kecil, dan mencurahkan isi lambung yang sudah dalam bentuk khimus (setengah cair) pelan-pelan masuk ke duodenum karena pompaan antrum pilorus.

Pengosongan lambung
Sfingter piluros mengendalikan pengosongan lambung walaupun piuros tetap terbuka  . kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pilorus dan duodenum. Apabila suatu gelombang peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik dan di ikuti oleh kontraksi piluros sehingga mendorong kembali sebagian besar isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus lambung, hanya sejumlah kecil yang masuk ke duodenum pada setiap kontraksi.

Pengosongan lambung membutuhkan waktu sampai 5 jam dan dapat menjadi lebih lama apabila makanan banyak mengandung lemak.  Fungsi sfingter pilorus pada pengendalian pengosongan lambung terbatas karena pengosongan berjalan normal walaupun pilorus tetap terbuka. Kontraksi antrum akan di ikuti oleh kontraksi pilorus yang berlangsung sedikit lebih lama dari kontraksi duodenum. Apabila gelombang peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik, kontraksi di ikuti oleh konraksi pilorus sehingga mendorong kembali isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus lambung.

Pengaturan gerakan dalam pengosongan lambung merupakan kontraksi peristaltik lambung yang dikoordinasikan oleh gastrik slow wave (gelombang deplarisasi)sel oto polos ynag di mulai dari otot sirkuler fundus menuju ke pilorus setiap 20 detik ini di sebut basic electric rhytme (BER). Untuk peristaltik antrum, slow wave mempunyai peran penting dalam pengendalian pengosongan lambung.

Kecepatan pengosongan lambung
Kecepatan pengosongan lambung tergantung pada jenis makanan yang terdapat dalam lambung. Karbohidrat cepat meninggalkan lambung, sedangkan lemak lambat meninggalkan lambung. Keadaan di duodenum di pengaruhi oleh volume perengang dinding lambung, keasaman lambung, hasil pencernaan protein, dan hasil sekresi lemak. Keaktifan kuat lambung yang kosong dapat dirasakan dan dapt menimbulkan rasa nyeri secara samar-samar karena di sertai ras lapar.

2.2.4 Usus Halus (intestinum minor)
Merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum, panjangnya lebih kurang 6 meter, dan merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari tempat proses pencernaan dan absorpsi pencernaan. Bentuk dan susunannya berupa liptan-lipatan melingkar. Makanan dan intestinum minor dapt masuk karena adanya gerakan yang memberikan permukaan yang lebih halus, banyak jonjot-jonjot tempat absorbsi dan memperluas permukaannya. Pada ujung dan pangkalnya terdapat katub. Intestinum minor terletak dalam rongga abdomen dan di kelilingi oleh usus besar.

Lapisan usus halus
  1. Tunika mukosa; lapisan ini banyak memiliki lipatan yang membentuk plika sirkularis dan villi intestinal (jonjot-jonjot)yang selalu bergerak karena pengaruh hormon jaringan villi kinnin. Villi ini banyak mengandung pembuluh darah dan limfe. Pada bagian ini terjadi penyerapan lemak yang telah di elmusi.
  2. Tunika propia; pada bagian dalam dari tunika mukosa terdapat jaringan limfoid noduli limpatisi dalam bnetuk sendiri-sendiri dan berkelompok. Tiap kelompok lebih kurang 20 moduli limpatisi. Kumpulan ini di sebut plaque peyeri yang merupakan tanda khas dari ileum. Pada penyakit tipus abdominalis, plaque peyery ini sering merandang karena infasi kuman salmonella typhosa.
  3. Tunika submukosa; pada lapisan ini terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf yang merupakan anyaman saraf simpatis.
  4. Tunika muskularis; lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan otot sirkuler dan otot longotudinal. Di antara keduanya terdapat anyaman serabut saraf yang di sebut pleksus mienterikus auerbachi.
  5. Tunika serosa (adventisia); lapisan ini meliputi seluruh jejenum dan ileum.

Struktur usus halus
Duodenum
Bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodedum terdapat bagian yang membukut tempat bermuaranya saluran empedu (duktus koledukus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus) yang dinamakan papila vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar Brunner memproduksi getah intestinum.

Jejunum
Panjangnya 2-3 meter, berkelok-kelok, terdapat di sebelah kiri atas intestinum minor dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbnetuk kipas (mesentrium). Akar mesentrium memungkinkan keluar masuknya arteri dan vena mesenterika superior dan pembuluh limfen dan saraf ke ruang antara lapisan peritonium yang membentuk mesenterium. Penampang jejunum lebih besar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.

Ileum
Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya lebih kurang 4-5 meter,. Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah yang berhubungan dengan sekum perantaraan lubang yang di sebut orifisiumileosikalis yang di perkuat oleh sfingter dan di lengkapi oleh sebuah katub valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi untuk mencengah cairan dalam kolon asendens agar tidak masuk kembali ke dalam ileum.

Mukosa Usus Halus
Merupakan permukaan epitel yang sangat halu, lipatan mukosa dan mikrovili memudahkan pencernaan dan absorbsi. Lipatan ini di bentk oleh mukosa dan submukosa yang dapat memperbesar permukaan usus halus. Membran mukosa berupa lipatan sirkuler dan semisirkuler (spiral) yang seluruh permukaanya terdapat berjuta-juta vili yang di tutupi oleh selapis sel yang mengandung pembuluh darah, yaitu pembuluh limfe dan saraf. Penampang melintang vili di lapisi oleh epitel dan kripta yang menghasilakan bemacam-macam hormon jaringan dan enzim yang memegang peranan penting dalam proses pencernaan.

Pada mukosa usus halus terdapat sekresi kelenjar Brunner dan kelenjar intestinal.
  • Kelenjar Brunner (dalam duodenum), menghasilkan mukus dan larutan NaHCO dengan Ph 7,5 tidak mengandung enzim, dan melindungi mukosa duodenum dari keaktifan asam lambung dan pepsin. Sekreis kelenjar ini dirangsang oleh saraf (nervus vagus).
  • Kelenjar intestinal menghasiklan sukus entrikus, enzim enteropeptidase disakarida, peptidase, fosfatse alklis, mukus, dan cairan isotonik dengan Ph 7. 

Absorbsi usus halus
Absorbsi makanan ynag sudah di cerna berlangsung dalam usus halus melalui dua saluran pembuluh kapiler darah dan saluran limfe sebelah dalam permukaan vili. Sebuah vili berisi lakteal, pembuluh darah, epitelium, dan jaringan otot yang di ikat bersama oleh jaringanlimfoid dan seluruhnya di liputi oleh membran dasar epitelium.karena vili keluar dari dinding usus maka bersentuhan dengan makanan yang sudah cair dan lemak yang sudah diabsorbsi ke dalam lakteal. Selanjutnya, makanan berjalan melalui pembuluh limfe masuk ke dalam pembuluh kapiler darah dari di vili usus dan masuk ke vena portaa dengan mengalami beberpa perubahan.

Absorbsi karbohitrat
Hasil akhir pencernaan berupa monosakarida (glukosa, galaktosa, dan fruktosa). Adsorpsi glukosa yang terjadi bersam transpor aktif ion Na seperti yang terjadi di tubulus proksimal ginjal (tanpa tranpor maksimum). Mekanisme ini juga digunakan oleh fruktosa dengan fassilited difision. Absorbsi glukosa memerlukan insulin. Laju absorbsi glukosa kurang lebih 120 gram/jam.

Absorpsi protein
Hasil akhir pencernaan protein berupa asam amino. Absorpsi asam amino aktif lebih cepat dari asam amino pasif. Sistem transpor ada tiga, yaitu asam amino netral, asam amino biasa, dan asam amino protein. Ketiga transpor ini dikaitkan dengan transpor natrium. Sistem transpor lain (dipepttida dan tripeptida) ke sel mukosa sebelum di cerna dilakukan oleh enzim intrasel hingga menjadi asam amino.

Asam amino berkumpul di dalam sel mukosa kemudian berdifusi ke dalam darah. Absorbsi ini berlangsung cepat di duodenum dan jejunum, tetapi lambat di ileum. Proteun dapat diabsorsi secar utuh melalui mukosa usus halus dengan proses pinositosis. Sumber protein dalam gastrointestinal 50% dari makanan, 25% dari liur pencernaan, 25% dari sel mukosa, dan hanya 2-5% yang tidak di cerna dan tidak diabsorbsi usus halus.

Absorbsi lemak
Hasil akhir pencernaan lemak adalah asam lemak, gliserol, dan monogilserida. Garam empedu membantu pencernaan dan absorbsi lemak bersama, losetin , dan monogliserida mengemulsi lemak dengan partikel berdiameter 200-500 nm. Fasilitas pencernaan oleh lipase membentuk misel (gara empedu), asam lemak, dan monogliserida. Asam lemak dan kolestrol dari disel masuk dan berdifusi secara pasif ke dalam sel mukosa. Dari sel mukosa, asam lemak dengan atom C kurang dari 10-12 langsung masuk  ke dalam lalu diektras kembali menjadi trigliserida. Di dalm sel mukosa, sebagian kolestrol di serap. Ester trigliserida dan ester kolestrol di bungkus oleh lapisan lipoprotein. Kolestrol dan fosfolipid membentuk kilo mikro tetesan lemak yang berukuran 0,5 mikron kemudian kilo mikron meninggalkan sel dam memasuki sistem limfatik. Sekitar 80-90% lemak yang diserap dari usus halus di angkut ke dalam darah melalui duktus torasikus dalam bentuk kilo mikron. Absobsi kolestrol terjadi di usus halus bagian distal dan berlangsung apabila ada kelenjar empedu, asam lemak, dan pankreas.

Absorbsi air dan elektrolit
Air dalam usus halus berasal dari makanan /minuman yang jumlahnya lebih kurang 2000 mi sehari dan air liur pencernaan lebih kurang 7000 ml sehari. Sembilan puluh lima persen dari cairan ini di serap sehingga yang hilang bersam fases hanya 200 ml. Gerakan air di lambung sangat terbatas, sedangkan pada usus halus dan usus besar dapat bergerak kedua arah melalui mukosa gradien osmotik.

Absorbsi natrium dan kalium bergantung pada gradien konsentrasi sejumlah kecil Na+ yang dapat berdifusi masuk atau keluar usus halus. Na+ di angkut ke luar lumen usus halus dan usus besar oleh pompaan yang terletak di dinding basilateral sel. Pada ileum dan jejunum transpor, Na+ dari usus halus ke darah ditingkatkan oleh aldosteron dan glukosa di lumen usus untuk meningkatkan reabsorbsi Na. Keadaan ini merupakan dasar pengobatan kehilangann air dan Na+ pada diare dengan memberikan larutan yang mengandung NaCl dan glukosa oral. Transpor Na+ melalui epitel menimbulkan potensisal listrik dan secara simultan akan menarik ion klorida melalui membran.

Ada sejumlah kecil K+ disekreis lumen usus yang merupakan komponen mukus. Gerakan K+ melaui membran grastrointestinal dengan cara difusi pasif bergabung pada potensial darah antara darah dan lumen usus. Kehilangan K+ pada diare kronis dapat mengakibatkan hipokalemia.

Absorbsi klorida dan bikae=rbonat. Pada ileum dan usus besar, Cl diabsorbsi aktif untuk menggnatikan HCO3. Dengan demikian, isi intestinal akan menjadi labih alkali.

Absorbsi vitamin dan mineral
Absorbsi vitamin yang larut dalam air lebih cepat jika dibandingkan dengan vitamin yang larut dalam lemak.

Kalsium yang di makan akan di serap dengan cara transpor aktif 30% -80%, terutama diserap di usus halus bagian atas dan absorbsinya bergantung pada kebutuhan tubuh.

Zat besi,. Pada orang dewasa, jumlah zat besi yang hilang dari tubuh relatif kecil. Zat besi diserap dalam bentuk fero (Fe+). Kebanyakan, zat besi di dalam sel makanan adalah dalam bentuk Fe3+. Sekret lambung dapat mereduksi Fe3+. Gas trektonim dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi. Penyerapan secara aktif terjadi pada usus halus bagian atas.

Kontaraksi usus halus
Kontraksi usus halus dikoordinasikan oleh suatu gelombang depolarisasi usus halus yang bergerak dari otot polos sirkuler duodedum ke arah kaudal. Frekuensi tertinggi duodenum adalah  11-13/menit, pada jejunum adalah 12/menit, dan ileum 9/menit. Jenis kontraksi usus halus akan diuraikan di bawah ini.
  1. Segmentasi adalah jenis gerakan yang paling sering dan frekuensinya sesuai dengan slow ware. Kontraksi otot yang berdektan pada jarak tertentu akan berkontraksi secara bergantian dengan tujuan mencampur kimus dengan liur pencernaan dan mendekatkan kimus pada permukaan absorbsi mukosa.
  2. Peristaltik adalah kontraksi otot sirkuler secara berurutan untuk jarak pendek dengan kecepatan 2-3 cm/detik adalah untuk mendorong kimus ke arah usus besar. Regangan dinding usus halus dan gelombang peristaltik menimbulkan respons terhadap regangan tersebut.
  3. Kontraksi muskularis mukosa; kontraksii ini tidak teratur, 3 kali/menit. Kontraksi ini mengubah pola lekukan dan lipatan mukosa, mencampur isi lumen, dan mendekatkan kimus dengan permukaan mukosa yang di rangsang oleh saraf simpatis.
  4. Kontraksi vilus; kontraksinya tidak teratur teutama bbagian proksimal usus halus. Kontraksi ini membantu mengosongkan pembuluh lakteal sentral dan meningkatkan aliran limfe
  5. Sfingter ileosekalis; sfingter ini melemah bila ileum sampai di sfingter dan sejumlah kecil kimus masuk ke dalam sekum. Regangan ileum menjadi relaksasi untuk membantu pengosongan ileum. Regangan sekum berkontraksi untuk mengosongan lebih lanjut, terutama dikoordinasikan oleh neuron pleksus intrinsik.
  6. Refleks gastroileal; peningkatan fungsi sekresi dan motorik lambung meninggalkan motilitas ileum terminalis. Kimus masuk ke dalam sekum melalui refleks panjang. 
Fungsi usus halus
Usus halus  dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat penting dari saluran pencernaan kerena di sinilah terjadinya proses pencernaan yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85% dari selururh absorbsi. Fungsi usus halus sebagai berikut.
  1. Mensekresi cairan usus untuk menyempurnakan pengolahan zat makanan di usus halus.
  2. Menerima cairan empedu dan pankreas melalui duktus koledukus dan duktus pankretikus.
  3. Mencerna makanan. Getah usus dan pankreas mengandung enzim yang mengubah protein menjadi asam amino., karbohidrat menjadi glukosa, lemak menjadi asam lemak, dan gliserol. Dengan bantuan garam empedu,getah usus dan pankreas kasuk ke duodedum. Makanan disempurnakan oleh kontraksi kelenjar empedu pencernaan. Zat makanan di pecah menjadi bentuk-bentuk ynag lebih sederhana yang dapat di serap melalui dinding usus halus ke dalam aliran darahh dan limfe.
  4. Mengabsorbsi air garam dan vitamin, protein dalam bentuk asam amino, dan karbohidrat dalambnetuk monoksida. Makanan yang telat di serap akan terkumpul di dalam vena-vena halus kemudian berkumpul dalam vena yang besar, bermuara ke dalam vena porta, dan langsung di bawa ke hati. Di samping itu, ada juga melalui sistem saluran limfe. Dari seluruh limfe masing-masing akan bermuara ke dalam saluran limfe yang besar (duktus torasikus) dan masuk ke dalam vena jugularis.
  5. Menggerakkan kandungan usus sepanjang usus halus oleh kontraksi segmental pendek dan gelombang cepat yang menggerakan kandungan usus sepanjang usus menjadi lebih cepat.

2.2.5 Usus besar  (intestinum mayor)
Merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjangnya lebih kurang 1,5-1,7 meter dan penampang 5-5 cm. Usus besar merupakan lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik dan mengelilingi usus alus yang terbentang dari valvula ileocaecalis sampai ke anus.
Lapisan usus besar
  1. Lapisan selaput lendir (mukosa); lapisan ini tidak memiliki villi, kripta-kripta dalam lebih kurang 0,5 mm, dan terletak berdekatan satu sam lain. Hampir seluru permukaan epitel kripta menghasilkan mukus pelumas. Epitel ynag tinggal lainnya mempumyai tepi bersilia dari mikrovilli yang mengabsorsi air.
  2. Lapisan otot melingkar (m.sirkuler); lapisan ini berada di sebelah dalam dan berbentuk lingkaran.
  3. Lapian otot memanjang (m.longitudiinal); lapisan otot ini berkumpul menjadi 3 pita panjnag dengan lebar 1 cm yang di sebut teniacoli. Lapisan ini terdiri dari tenia libera (di anterior), tenia omentalis (di posterior, lateral), dan tenia mesacolica ( di posterior dan medial).
  4. Lapisan jaringan ikat (serosa); lapisan ini merupakan jaringan ikat yang kuat yang berada di sebelah luar. 
Fungsi Usus besar 
  1. Menyerap air dan elektrolit. Usus besar menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa massa membentuk massa yang semisolid atau lembek yang di sebut feses.
  2.  Menyimpan bahan feses sampai saat defekasi. Fases ini terdiri dari sisa makanan, serat-serat selulosa sel-sel epitel bakteri, bahan sisa sekresi (lambung, kelenjar intestin, hati, dan pankreas), magnesium fosttat, dan Fe.
  3. Tempat tinggal bakteri colli. Sebagian dari kolon berhubungan dengan fungsi pencernaan dan sebagian lagi berhubungan dengan penyimpanan. Untuk kedua fungsi ini tidak diperlukan gerakan yang kuat, cukup dengan pergerakan yang lemah.
Struktur usus besar
Sekum
Kantong lebar terletak pada fossa iliaka dekstra. Ileum memasuki fossa iliaka sisi kiri osteum ileosekalis. Pada bagian bawah sekum terdapat apendiks vermiformis, bentuknya seperti cacing dan di sebut umbai cacing. Panjangnya lebih kurang 6 cm. Muara apendiks pada sekum ditentukan oleh titik yaitu: daerah antara 1/3 bagian kanan dan 1/3 bagian tengah garis menghubungkan kedua spina iliaka anterior (SIAS). Sekum seluruhnya ditutupi oleh peritonium agar mudah bergerak walaupin tidak mempunyai mesenterium dan dapat diraba melalui dinding abdomen. Ileum bermuara pada sekum dan membentuk sebuah katub yang dinamakan vavula coli (bauchini).

Titk McBurney merupakan tempat proyeksi muara ileum de dalam sekum. Titk potong tepi lateralis m.rektus abdominus dekstra dengan garis penghubung (SIAS) kanan dengan pusat sekitar sama dengan 1/3 lateral garis monro (garis menghubungkan SIAS dengan pusat). Pada waktu peradangan apendiks (apendisitis), daerah ini sangat ssakit tertekan, kadang-kadang perlu dibuang (apendektomi).
Kolon asendens

Bagian ini memanjang dari sekum ke fossa iliaka kanan smapai ke sebelah kanan abdomen. Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebela kanan, dan di bawah hati membelok ke kiri. Lengkungan ini di sebut fleksura hepatika (fleksura koli dekstra dan di lanjutkan dengan kolon transversum.

Kolon transversum
Panjangnya lebih kurang 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens, berada di bawah abdomen sebelah kanan tepat belokan yang di sebut fleksura lienalis (fleksura koli sinistra), dan mempunyai mesenterium yang melekat pada permukaan posterior tirai omentum mayus.

Kolon desendens
Panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri, dari atas ke bawah, dari depan fleksura lirnalis sampai di depan ileum kiri, bersambung dengan sigmoid, dan di belakang peritonium (retroperitonial).

Kolon sigmoid
Bagian ini merupakan lanjutan dari kolon desendens. Panjangnya 40 cm, terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, berbentuk huruf S, unjung bawahnya berhubungan dengan rektum, berakhir setinggi vertebrae sakralis 3-4, dan kolon sigmoid ini di tunjang oleh mesenterium yang di sebut mesokolon sigmoideum.

Gerakan kolon:
Gerakan mencampur
Otot sirkuler kolon mengerut pada tiap kontraksi sekiar 2,5 cm, kadang-kadang dapat menyempitkan lumen dengan sempurna. Gabungan otot sirkuler dan longitudinal menyebabkan bagian usus besar tidak terangsang menggelembung ke luar dan merupakan kantong yang di sebut hautraktion. Waktu 30 detik, kontraksi haustral akan bergerak dengan lambat ke arah anus (dubur). Beberapa menit kemudian timbul kontraksi haustral kedua yang baru di dekat tempat semula, tetapi tidak pada tempat yang sama. Dengan cara ini feses perlahan-lahan didekatkan ke permukaan dan secara progresif terjadi penyerapan air.

Gerakan mendorong
Pada kolon terjadi gerakan yang di sebut mass movement, yaitu mendorong feses ke arah anus. Gerakan ini timbul beberapa kali sehari, biasanya sesudah makan pagi. Pada mulanya pergerakan terjadi di bagian kolon yang terangsang kemudian kolon distal tempat kontraksi kira-kira 20 cmberkontraksi serentak sebagai satu kesatuan mendorong bahan feses ke bagian yang lebih distal.
Mass movement dapat terjadi pada setiap bagian kolon transversum dan kolon desendens. Apabila sejumlah feses telah di dorong ke dalam rektum maka akan timbul keingina untuk defekasi. Mass movement yang sangat kuat akan mendorong feses melalui rektum dan anus keluar. Hal ini jarang terjadi karena kontraksi tonik yang terus menerus pada sfingter ani internus dan ekternus.

2.2.6 Rektum
Bagian ini merupakan lanjutan dari kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm yang di mulai dari pertengahan sakrum dan berakhir pada kanalis anus. Rektum terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
Rektum terdiri dari dua bagian, yaitu:
  1. Rektum propia, bagian yang melebar di sebut ampula rekti. Jika ampula rekti terisi makanan, akan timbul hasrat defekasi.
  2. Pars analis rekti, sebelah bawahnya ditutupi oleh serat-serat otot polos (m.sfingter ani internus) dan serabut otot lurik (m.sfingter ani eksternus). Kedua otot ini berperan pada waktu defekasi. Tunika mukosa rektum banyak mengandung pembuluh darah, jaringan mukosa, dan jaringan ototyang membentuk lipatan yang di sebut kolumna rektalis. Pada bagian bawah kolumna rektalis terdapat pembuluh darah vena rektalis (v.hemoroidalis superior, inferior) yang sering mengalami pelebaran atau varises yang di sebut hemoroid (wasir).
2.2.7 Anus
Anus merupakan bagian dari saluran pencernaan dengan dunia luar yang terletak di dasar pelvis dan dindingnya diperkuat oleh sfingter ani yang terdiri dari:
  1. Sfingter ani internus sebelah dalam bekerja tidak menurut kehendak,
  2.  Sfingter levator ani bagian tengah bekerja tidak meurut kehendak, dan
  3. Sfingter ani eksternus sebelah luar bekerha menurut kehendak.

Defeksi
Defeksi adalah hasil refleks. Apabila bahan feses masuk ke dalam rektum, dinding rektum akan merenggang dan menimbulkan impuls  aferens yang disalurkan melalui pleksus mesenterikus sehingga menimbulkan gelombang peristaltik pada kolon desendens dan kolon sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang peristaltik sampai di anus, sfingter ani internus di hambat dan sfingter ani eksternus melemas sehingga terjadi defeksi. Refleks ini sanngat lemah sehingga harus diperkuat dengan refleks lain melalui segmen sakral medula spinalis dan dikembalikan ke kolon desendens, koln sigmoid, rektum, dan anus melalui saraf  parasimpatis. Impuls parasimpatis ini memperkuat gelombang peristaltik dan mengubah refleks defekasi dari gelombang lemah menjadi proses defekasi yang kuat. Orang normal dapat mencegah defeksi sampai waktu yang tepat yang sesuia dengan refleks defeksi. Defeksi hilang beberapa menit dan timbul kembali sampai beberapa jam. Pada bayi baru lahir, refleks defekasi berjalan secara otomatis dan mengosongkan usus bear abgian bawah.

Peritonium
Merupakan membran tiois, halus, dan lembab yang terdapat dalam rongga abdomen dan menutupi organ-organ abdomen. Peritonium merupakan membran serosa yang terdiri dari lapisan yang terletak pada jaringan ikat. Peritonial pariental berlanjut ke bawah membatasi pelvis dan peritonium viseral yang meliputi organ-organ dalam peritonium. Ruang potensial yang terdapat antara lapisan pariental dan viseral dinamakan rongga peritonial. Pada pria, rongga ini tertutup, tetapi pada wanita rongga ini memiliki hubungan dengan dunia luar (tuba uterina, uterus dan vagina). Rongga ini mempunyai dua kantong, yaitu kantong besar yang terbentang di seluruh abdomen, mulai dari diafragma sampai ke pelvis dan kantong kecil ynag terletak di belakang lambung.

Fungsi peritonium
  1. Tempat melekatnya organ-organ ke dinding abdomen posterior yang satu dengan yang lainnya.
  2. Membentuk pembatas yang halus sehingga mempermudah organ-organ untuk saling bergerak dan tidak saling bergesekan.
  3. Mempermudah pembuluh-pembuluh darah dan saraf untuk mencapai organ-organ tanpa harus dililit oleh lemak dan mengalami penekanan.
  4. Tempat kelejar limfe dan pembuluh darah menutupi area yang terinfeksi dengan omentum mayor.
  5. Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ yang terdapat dinding posterior abdomen.

2.2.8 Hati (hepar)
Merupakan kelenjar aksesori terbesar dalam tubuh, berwarna coklat dengan berat 1000-1800 gram. Hati terletak dalam rongga perut sebelah kanan atas di bawah diafragma.
Fungsi hati
  • Metabolik; metabolisme asimilasi karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin dan produksi energi.
  • Eksretori; produksi empedu oleh sel hati (bilirubin,kolesterol garam empedu), ke dalam empedu juga diekskresikan zat yang berasal dari luar tubuh seperti logam-logam berat, bermacam zat warna dan lain.
  • Pertahanan tubuh; detoksikasi racun siap untuk dikeluarkan, melakukan fagositosis terhadap benda asing langsung membentuk antibodi.
  • Mengatur suhu tubuh; berperan membentuk darah dan heparin. 
2.2.9 Kandung empedu (vesika fellea)
Adalah kantong yang berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan viseral, diliputi oleh peritonium kecuali bagian yang melekat pada hepar, dan terletak pada permukaan bawah hati di antara lobus dekstra dan lobus kuadratus hati.

Unsur-unsur cairan empedu
Garam-garam empedu disentasi oleh hepar dari kolestrol, suatu alkohol steroid yang banyak dihasilkan hati. Garam empedu berfungsi membantu pencernaan lemak dan mengemulasi lemak dengan kelenjar lipase dan penkreas.

Sirkulasi enterohepatik
Garam empedu diresorbsi dari usus halus ke dalam vena portae dan dialirkan kemabli ke hepar untuk digunakan ulang.

Pigmen empedu
Merupakan hasil utama dari pemecahan hemoglobin. Sel hepar mengangkut hemoglobin dari plasma dan mesekresinya ke dalam empedu. Pigmen empedu tidak mempunyai fungsi dalam proses pencernaan.

Bakteri dalam usus halus
Bakteri dalam usus halus mengubah bilirubin menjadi urobilin yang merupakan salah satu zat yanng diabsorbsi dari usus dan di ubah menjadi sterkobilin yang disekresi ke dalam  feses sehingga menyebabkan feses berwarna kuning.

2.2.10 Pankreas
Merupakan organ yang lunak, berjalan miring menyilang dinding posterior abdomen pada regio epigastrium, terletak di belakang lambung, dan terbentang dari duodenum sampai ke limpa. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan karbohidrat, sedangkan endokrit menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan 
Makhluk hidup harus memenuhi enegi dengan cara mengosumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain. pemilihan makanan menjadi penting. Secara umum makanan yang sehat harus mengandung zat-zat makanan,yaitu: karbohidrat, protein, vitamin, lemak, garam, mineral, dan air.
Proses pencernaan adalah proses pemecahan secara mekanik dan kimia, molekul-molekul besar yang masuk saluran pencernaan menjadi molekul yang lebih kecil sehingga dapat di serap oleh dinding saluran pencernaan.organ perncernan  manusia terdiri dari: mulut (oris), esofagus (kerongkongan), ventrikulis (lambung), usus Halus (intestinum minor), usus besar (intestinum mayor),rektum, dan anus. Serta terdapat pula organ-organ aksesoris, seperti: gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandungan empedu dan pankreas.. Proses pencernaan yang terjadi dalam tubuh di bantu oleh enzim untuk percepat proses pencernaan. Enzim tersebut dihasilkan oleh orgaan-organ pencernaan dan tergantung dari bahan makanan yang akan di cerna oleh tubuh.


3.2 Saran 
Sebaiknya kita selalu mengonsumi makanan yang bergizi agar tubuh tidak mengalami kekurangan asupan nutrisi. Kita harus memilih makanan yang akan kita makan agar terhindar dari ganguaan sistem pencernaan, perbanyak minum air putih. Dan terhakhir terapakan  pola hidup sehat dalam kehidupan.





DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin. 2002. Struktur & Komponen Tubuh Manusia. Jakarta: Widya Medika



http://www.ilmupengetahuanalam.com/2015/03/fungsi-dan-contoh-sumber-zat-makanan-karbohidrat-protein-vitamin-lemak-mineral-serta-air-bagi-kesehatan-tubuh-manusia.html