Nasib Makanan dalam Tubuh
oleh:
Putri Nilam Cahaya
(1606104010040)
Dosen Pembimbing:
Drs. Abdurrahman M.kes
Drs. Abdurrahman M.kes
FKIP PPK
Universitas Syiah Kuala
2016
KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat
Allah swt atas segala rahmatNYA sehinnga makalah ini dapat tersusun dengan
selesai yang berjudul “Nasib Makanan dalam Tubuh”. Tidak lupa juga penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang berkontribusi dengan
memberikan sumbangan materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis
semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari itu
semua, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Darussalam,Desember 2016
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Makanan merupakan sumber energi dan bahan pembangun tubuh yang diperlukan
manusia untuk tetap bertahan hidup. Proses pencernaan makanan pada manusia
memerlukan waktu yang berbeda-beda, tergantung masing-masing individu dan jenis
makanan yang dimakan. Waktu pencernaan dapat berkisar dari 24 hingga 50 jam,
Makanan yang banyak mengandung lemak dan serat akan dicerna lebih lama di dalam
tubuh. Pencernaan makanan terjadi secara mekanik dan enzimatis untuk memecah
makanan menjadi molekul penyusunnya sehingga dapat diserap oleh tubuh.
Komponen penyusun bahan makanan dapat
dibedakan menjadi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Karbohidrat, dan lemak yang diperlukan dalam jumlah yang relatif besar,
sedangkan vitamin dan mineral dibutuhkan dalam jumlah kecil. Selain komponen di
atas, air juga sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan pelarut yang sangat
penting dalam sistem kehidupan.
1.2 Rumusan masalah
- Apa saja yang termasuk dalam zat makanan?
- Bagaimana proses percernaan makanan terjadi?
1.3 Tujuan
makalah
Agar pembaca memahami yang termasuk dalam zat makanan dan proses
pencernaan makanan yang terjadi di dalam tubuh manusia serta pembaca
mengerti kinerja organ-organ pencernaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Zat Makanan
Makhluk hidup harus memenuhi enegi dengan cara mengosumsi makanan. Makanan tersebut kemudian diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain, secara umum fungsi zat makanan di bagi 3, yaitu:
- sebagai sumber energi
- sebagai bahan kerangka biosintesis (komponen penyususn sel dan jaringan tubuh), dan
- nutrisi ensensial yang membantu fungsi fisiologis
Agar ketiga fungsi tersebut dapat di penuhi, makan pemilihan makanan menjadi penting. Secara umum makanan yang sehat harus mengandung zat-zat makanan sebagai berikut:
2.1.1 Karbohidrat
Fungsi karbohidrat yaitu menghasilkan energi, merupakan cadangan tenaga bagi tubuh, dan mempertahankan suhu tubuh. Sumber karbohidrat antara lain nasi, gandum, sagu, jagung, dan ketela pohon.
2.1.2 Protein
Fungsi Protein yaitu unuk membentuk sel-sel jaringan tubuh manusia, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau aus, dan untuk pertumbuhan serta perkembangan.Sumber protein hewani antara lain daging, ikan, putih telur, dan susu. Sumber protein nabati antara lain kacang dan kedelai.
2.1.3 Vitamin
Fungsi Vitamin yaitu sebagai zat pengatur dan pelindung tubuh.
Fungsi Vitamin A adalah menjaga kesehatan mata, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit rabun senja dan xeroftalmia. Sumber makanan yang mengandung vitamin A antara lain seperti: pepaya, tomat, wortel. Pengertian Xeroftalmia adalah kelainan mata akibat kekurangan vitamin A, terutama pada anak Balita dan sering ditemukan pada penderita gizi buruk dan gizi kurang.
Fungsi Vitamin B1 adalah meningkatkan nafsu makan dan mencegah penyakit beri-beri. Contoh makanan yang mengandung vitamin B1 antara lain seperti: beras merah, daging, susu, hati, kacang hijau, bekatul.
Fungsi Vitamin B2 yaitu untuk mencegah penyakit dermatitis dan keilosis (luka di sudut bibir). Sumber makanan yang mengandung vitamin B2 antara lain seperti: susu, mentega, ragi, keju.Pengertian dermatitis menurut wikipedia adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil ( vesikel ) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Keilosis adalah radang dangkal pada sudut bibir yang ditandai dengan kulit yang mengelupas dan pecah-pecah.
Fungsi Vitamin B3 adalah untuk mencegah penyakit pelaggra. Sumber makanan yang mengandung vitamin B3 yaitu ikan, hati, telur, dan sayur-sayuran. Pengertian Pelaggra yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan niacin ( vitamin B3 ) dalam makanannya dan sudah kronis.
Fungsi Vitamin B5 yaitu untuk mencegah insomnia dan meningkatkan nafsu makan. Contoh makanan yang mengandung vitamin B5 antara lain seperti: buah-buahan, hati, dan ragi. Pengertian Insomnia adalah gangguan di mana orang tidak dapat mendapatkan cukup tidur atau sering disebut dengan penyakit sulit tidur.
Fungsi Vitamin C adalah untuk menjaga kesehatan gusi, mencegah sariawan, mencegah penyakit skorbut dengan gejala gusi bengkak dan mudah berdarah. Sumber makanan yang mengandung vitamin C yaitu sayur-sayuran dan buah ( seperti: jeruk, tomat, pepaya, cabai )
Fungsi Vitamin D adalah membentuk dan memelihara tulang, mencegah penyakit rakitis dan osteoporosis. Sumber makanan yang mengandung vitamin D yaitu minyak ikan, kuning telur, mentega, ikan, dan susu.
Fungsi Vitamin E adalah untuk menyuburkan rambut, menghaluskan kulit, dan sebagai pelindung sel-sel darah merah. Makanan yang mengandung vitamin D adalah kacang hijau, kedelai ( biji-bijian,terutama yang sedang berkecambah), telur, susu.
Fungsi Vitamin K adalah membantu proses pembentukan/pembekuan darah. Sumber makanan yang mengandung vitamin K yaitu sayuran hijau, susu, kuning telur, kedelai, kacang hijau, bayam, kangkung.
2.1.4.Lemak
Fungsi lemak adalah sebagai makanan cadangan, penghasil energi, pelindung tubuh dari pengaruh Perubahan suhu, dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K.
2.1.5 Mineral
Fungsi mineral adalah sebagai pengatur proses metabolisme dalam tubuh. Jenis-jenis mineral yaitu kalsium, fosfor, flour, yodium, zat besi, dan tembaga.
Fungsi Kalsium adalah membentuk tulang dan gigi, mencegah osteoporosis ( keropos tulang). Sumber bahan makanan: kacangkacangan, biji-bijian, susu, keju. Pengertian osteoporosis menurut wikipedia adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat yang khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menyebabkan kerapuhan/keropos tulang.
Fungsi Fosfor adalah membentuk tulang dan gigi, membantu pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Sumber bahan makanan: ikan, susu, kacang-kacangan, keju
Fungsi Flour adalah membentuk tulang dan gigi, mencegah keruskan gigi, mencegah osteoporosis. Sumber bahan makanan: kuning telur, susu, ikan laut.
Fungsi Yodium adalah mencegah penyakit gondok. Sumber bahan makanan: garam beryodium, ikan laut, sayuran hijau.
Fungsi Zat Besi adalah membentuk sel darah merah, mencegah penyakit anemia ( kurang darah). Sumber bahan makanan: bayam, kangkung, hati, susu, telur.
Fungsi Mineral Tembaga adalah mencegah anemia, mencegah gangguan ada sistem saraf. Sumber bahan makanan: kacang-kacangan, kerang, hati
2.1.6 Air
Fungsi Air adalah melarutkan zat makanan, mengatur suhu tubuh, dan melancarkan pencernaan makanan.
2.2 Proses pencernaan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Fungsi karbohidrat yaitu menghasilkan energi, merupakan cadangan tenaga bagi tubuh, dan mempertahankan suhu tubuh. Sumber karbohidrat antara lain nasi, gandum, sagu, jagung, dan ketela pohon.
2.1.2 Protein
Fungsi Protein yaitu unuk membentuk sel-sel jaringan tubuh manusia, mengganti sel-sel tubuh yang rusak atau aus, dan untuk pertumbuhan serta perkembangan.Sumber protein hewani antara lain daging, ikan, putih telur, dan susu. Sumber protein nabati antara lain kacang dan kedelai.
2.1.3 Vitamin
Fungsi Vitamin yaitu sebagai zat pengatur dan pelindung tubuh.
Fungsi Vitamin A adalah menjaga kesehatan mata, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit rabun senja dan xeroftalmia. Sumber makanan yang mengandung vitamin A antara lain seperti: pepaya, tomat, wortel. Pengertian Xeroftalmia adalah kelainan mata akibat kekurangan vitamin A, terutama pada anak Balita dan sering ditemukan pada penderita gizi buruk dan gizi kurang.
Fungsi Vitamin B1 adalah meningkatkan nafsu makan dan mencegah penyakit beri-beri. Contoh makanan yang mengandung vitamin B1 antara lain seperti: beras merah, daging, susu, hati, kacang hijau, bekatul.
Fungsi Vitamin B2 yaitu untuk mencegah penyakit dermatitis dan keilosis (luka di sudut bibir). Sumber makanan yang mengandung vitamin B2 antara lain seperti: susu, mentega, ragi, keju.Pengertian dermatitis menurut wikipedia adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil ( vesikel ) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Keilosis adalah radang dangkal pada sudut bibir yang ditandai dengan kulit yang mengelupas dan pecah-pecah.
Fungsi Vitamin B3 adalah untuk mencegah penyakit pelaggra. Sumber makanan yang mengandung vitamin B3 yaitu ikan, hati, telur, dan sayur-sayuran. Pengertian Pelaggra yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan niacin ( vitamin B3 ) dalam makanannya dan sudah kronis.
Fungsi Vitamin B5 yaitu untuk mencegah insomnia dan meningkatkan nafsu makan. Contoh makanan yang mengandung vitamin B5 antara lain seperti: buah-buahan, hati, dan ragi. Pengertian Insomnia adalah gangguan di mana orang tidak dapat mendapatkan cukup tidur atau sering disebut dengan penyakit sulit tidur.
Fungsi Vitamin C adalah untuk menjaga kesehatan gusi, mencegah sariawan, mencegah penyakit skorbut dengan gejala gusi bengkak dan mudah berdarah. Sumber makanan yang mengandung vitamin C yaitu sayur-sayuran dan buah ( seperti: jeruk, tomat, pepaya, cabai )
Fungsi Vitamin D adalah membentuk dan memelihara tulang, mencegah penyakit rakitis dan osteoporosis. Sumber makanan yang mengandung vitamin D yaitu minyak ikan, kuning telur, mentega, ikan, dan susu.
Fungsi Vitamin E adalah untuk menyuburkan rambut, menghaluskan kulit, dan sebagai pelindung sel-sel darah merah. Makanan yang mengandung vitamin D adalah kacang hijau, kedelai ( biji-bijian,terutama yang sedang berkecambah), telur, susu.
Fungsi Vitamin K adalah membantu proses pembentukan/pembekuan darah. Sumber makanan yang mengandung vitamin K yaitu sayuran hijau, susu, kuning telur, kedelai, kacang hijau, bayam, kangkung.
2.1.4.Lemak
Fungsi lemak adalah sebagai makanan cadangan, penghasil energi, pelindung tubuh dari pengaruh Perubahan suhu, dan sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K.
2.1.5 Mineral
Fungsi mineral adalah sebagai pengatur proses metabolisme dalam tubuh. Jenis-jenis mineral yaitu kalsium, fosfor, flour, yodium, zat besi, dan tembaga.
Fungsi Kalsium adalah membentuk tulang dan gigi, mencegah osteoporosis ( keropos tulang). Sumber bahan makanan: kacangkacangan, biji-bijian, susu, keju. Pengertian osteoporosis menurut wikipedia adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat yang khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang akhirnya dapat menyebabkan kerapuhan/keropos tulang.
Fungsi Fosfor adalah membentuk tulang dan gigi, membantu pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Sumber bahan makanan: ikan, susu, kacang-kacangan, keju
Fungsi Flour adalah membentuk tulang dan gigi, mencegah keruskan gigi, mencegah osteoporosis. Sumber bahan makanan: kuning telur, susu, ikan laut.
Fungsi Yodium adalah mencegah penyakit gondok. Sumber bahan makanan: garam beryodium, ikan laut, sayuran hijau.
Fungsi Zat Besi adalah membentuk sel darah merah, mencegah penyakit anemia ( kurang darah). Sumber bahan makanan: bayam, kangkung, hati, susu, telur.
Fungsi Mineral Tembaga adalah mencegah anemia, mencegah gangguan ada sistem saraf. Sumber bahan makanan: kacang-kacangan, kerang, hati
2.1.6 Air
Fungsi Air adalah melarutkan zat makanan, mengatur suhu tubuh, dan melancarkan pencernaan makanan.
2.2 Proses pencernaan
Proses pencernaan adalah proses pemecahan secara mekanik dan
kimia, molekul-molekul besar yang masuk saluran pencernaan menjadi molekul yang
lebih kecil sehingga dapat di serap olehh dinding saluran pencernaan.
Pergerakan makanan
1. Gerakan mencampur, mengaduk,
dan mendorong isi lumen akibat kontraksi otot polos dinding saluran pencernaan
2. mendorong isi lumen ke depan
dengan kecepatan yang tidak sama,
3. mencampur makanan dengan
liur dan membantu absorbsi dengan cara mendekatkan seluruh isi lumen ke permukaan saluran pencernaan.
Sekresi getah cerna
Sekresi getah cerna ini mulai dari mulut sampai ke
ileum dan di lakukan oleh kelenjar-kelanjar untuk mensekresi air, elektrolit,
dan bahan-bahan tertentu seperti enzim dan liur empedu (mukus).
Absorbsi
Makanan yang telah mengalami perubahan dalam proses
penyerapan hasil pencernaan dari lumen menembus lapisan epitel dan masuk ke
dalam darah atau cairan limfe. Permukaan saluran pencernaan biasanya tidak
rata/licin, tetapi berlekuk-lekuk sehingga menambah luas permukaan yang
tersedia untuk absorbsi.
Lapisan dinding pencernaan
1 tunika mukosa
merupakan mukosa merupakan
mukosa lapisan dalam yang di liputi lapisan sel epitel, mensekresi mukus, dan
melepaskan hormon ke dalam darah,
membentuk kelenjar eksokrit untuk mensekrisi asam, enzim, air, dan
ion-ion ke dalam lumen. Lapisan ini berfungsi melindungi saluran pencernaan
terhadap gesekan makanan yang keras.
2 Tunika submukosa
Merupakan jaringan ikat
kedua yang di lalui pembuluh darah dan pembuluh limfe yang besar cabangnya
menembus lapisan mukosa di dalam submukosa yang di dalamnya terdapat suatu jala
sel saraf (pleksus submukosa). Lapisan ini menpunyai dua lapisan, yaitu: otot
longitudinal dan sirkular (oblique).
3 Tunika muskularis
Merupakan lapisan otot.
Kontraksinya menimbulkan gaya mendorong dan memindahkan isi saluran pencernaan,
membentuk sistem saraf enterik, menbantu mengintergrasikan keaktifan motorik,
dan sekretorik sistam pencernaan.
4 Tunika serosa
Merupakan lapisan luar
jaringan ikat yang mengelilingi saluran pencernaa. Lapisannya sangat tipis
dan di sebut juga peritonium. Fungsinya
mensekkresi cairan serous untuk membashi dan mencegah gesekan organ pencernaan,
dan alat dalam sekitarnya.
2.2.1 Mulut (Oris)
Mulut merupakan organ pertama dari saluran
pencernaan yang letaknya meluas dari bibir sampai ke istmus fausium, yaitu
perbatasan antara mulut dan faring. Mulut terdiri dari dua bagian, yaitu:
vetibulum oris dan kavita oris propia.
Organ kelengkapan mulut
1. Bibir
Bagian
eksternak bibir di tutupi oleh kulit dan bagiannya internalnya di lapisi oleh
jaringan epitel yang mengandung mukosa. Bagian ini kaya pembuluh darah dan
banyak terdapat ujung-ujung saraf sensorik. Pada kavum oris terdapat dua buah
palatum (tulang langit-langit), yaitu palatum durum dan palatim mole.
2. Pipi
Merupakan
alat kelengkapan mulut bagian luar yang di lapisi oleh kulit dan bagian dalam di lapisi oleh
jaringan epitel yang mengandung selaput lendir (membaran mukosa). Otot
pengunyah memanjang dari maksila mandibula dan sifatnya lebih elastis.
M.buksinator membentuk basis otot pipi sebelah luar. Pipi memiliki fasia bukofarigeal
dengan jaringan lemak korpus adiposa bukae dengan kelenjar bukales.
3. Gigi (dentis)
Merupakan
alat bantu yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara. Gigi terdiri dari gigi
sulung dan gigi permanen.
Gigi
berfungsi untuk mengunyah makanan. Mengunyah adalah pemecah partikel besar
menjadi partikel kecil suapaya dapat di telan tanpa menimbulkan tersendak.
Proses ini merupakan proses mekanik pertama yang dia alami oleh saluran
pencernaan. Apabila terdapat makanan dalam mulut maka terjadi rangsangan
refleks otot-otot untuk menggerakan otot mandibula.
Lidah
Lidah terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan
otot serat lintang yang kasar, dilengkapi dengan mukos lidah, dan berperan
dalam proses mekanisme pencernaan di mulut dengan menggerakan ke segala arah.
Bagian-bagian lidah, yaitu:
- Pangkal lidah (radik lingua). Pada pangkal lidah begaian belakang terapat anak lidah yang berfungsi menutup jalan pernapasan pada waktu menelan supaya makanan tidak masuk ke jalan pernapasan.
- Panggul lidah (dorsum lingua). Pada bagian ini terdapat puting-puting pengecap (ujung saraf pengecap) untuk menentukan rasa makanan (manis, asam, asin, dan pahit). Pada panggul lidah terdapat jonjot-jonjot kecil sebagai puting pengecap terdiri dari banyak papila.
- Ujung lidah (apeks lingua) membantu membalikkan makanan, proses berbicara, merasakan makanan yang di makan, dan membantu proses menelan.
Kelenjar ludah
Merupakan kelenjar menskresi larutan mukus ke dalam
mulut, menbasahi dan melumasi partikel makanan sebelum di telan. Kelenjar ini
mengandung dau enzim pencernaan, yaitu: lipase lingua untuk mencerna lemak dan
ptialin/amilase untuk mencerna tepung.
Bagian-bagian kelenjar ludah,
- Kelenjar ludah bawah rahang; terdapat di bawah rahang atas bagian tengah, salurannya bernama duktus wartoni, dan bermuara pada rongga mulut dekat frenolum lingua.
- Kelenjar ludah bawah lidah; terdapat di bawah selaput lendir dasar rongga mulut, bermuara di dasar rongga mulut, dan dipersarafi oleh saraf tak sadar.
- Kelenjar parotis, terletak di bawah bagian depan telinga di antara prosessus mastoid kiri dan kanan dekat os mandibula, salurannya bernama duktus stensoni, keluar dari glandula parotis menuju rongga mulut melalui pipi. Sekresi saliva normalnya setiap hari 1000-1500 ml.
Komposisi saliva
·
Air, 97%-99%
·
Glukoprotein (musin), dihasilakan oleh kelenjar-kelenjar mukosa
sublingualis.
·
Ptialin (amilase) enzim pencernaan yang berfungsi mencerna tepung.
·
Garam-garam alkali
·
Sel-sel epitel
·
Sel kelenjar
·
Leukosit gas (oksigen) dan bakteri
Fungsi saliva
- Fungsi mekanis, mencampur saliva dengan makanan agar menjadi lunak atau setengah cair yang disebut bolus agar mudah di telan dan mendinginkan makanan.
- Fungsi kemis, melarutkan makanan yang kering untuk dapat dirasakan, misalnya butiran gulaa/garam dalam mulut akan larut dengan perantaraan saliva. Di samping itu, saliva juga memantua gigi-gigi yang menjadi busuk dengan cara mengubah suasana asam yang yang ditimbulkan bakteri pembusuk menjadi suasana alkalis.
Merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan
faring, panjangnya lebih kurang 25 cm. Posisinya vertikal, di mulai dari bagian
tengah leher bawah faring sampai ujung bawah rongga dada di belakang trakea.
Pada bagian dalam di belakang, jantung menembus diasrgama sampai rongga dada
dan fundus lambung melewati persimpangan sebelah kiri difragma.
Sekresi esofagus bersifat mukoid dan berfungsi
memberikan pelumas untuk pengerakan makanan melalui esofagus. Pada permulaan
esofagus banyak terdapt kelenjar mukosa komposita. Bagian badan utamanya
dibatasi oleh banyak kelenjar mukosa simplek untuk mecegah ekskresi mukosa oleh
makanan yang baru masuk. Kelenjar komposita pada perbatasan esofagus dengan
labung melindungi dinding esofagus dari pencernaan getah lambung.
Pada peralihan esofagus ke lambung terdapat sfingtr
kardiak yang di bentuk oleh lapisan otot sirkuler esofagus. Sfingter ini
terbuka secara refleks pada akhir peristiwa menelan. Tunika mukosa esofagus
mempunyia epitel gepeng berlapis yang mengandung kelenjar-kelenjar mukus
(glandula esofagus).
Fungsi utama sfingter esofagus bawah adalah mencegah
isi lambung naik lagi ke atas ke esofagus. Isi lambung snagat asam dan banyak
mengandung enzim proteolitik. Esofagus tidak mampu menahan kerja pencernaan
sekret lambung dalam waktu lama.
2.2.3 Lambung (ventrikulis)
Merupakan sebuah kantong muskular yang letaknya antara
esofagus dan usus halus sebelah kiri abdomen di bawh diafragma bagian depan
pankreas dan limpa. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena
adanya gerakan peristaltik terutama di daerah epigaster. Variasi dari bentuk
lambung sesuai dengan jumlah makanan yang masuk, adanya gelombang peristaltik
tekanan organ lain, dan postur tubuh.
Struktur lambung
- Fundus ventrikuli; bagian ini menonjol ke atas, terletak sebelah kiri osteum karidakum, dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esofagus terdapat katup sfingter kardiak.
- Korpus ventrikuli; bagian ini merupakan segitiga osteum kardiakum, yaitu suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor dan merupakan bagian utam dari lambung.
- Antrum pilorus; merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal mebentuk sfingter pilorus. Antrum pilorus. Antrum pilorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke duodenum.
- Kurvatura minor; terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dan osteum kardiak sampai ke pilorus. Kurvatura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor, suatu lipatan ganda dari peritonium.
- Kurvatura mayor; bagian ini terbentang pada sisi kiri ostrum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Kurvatura mayor lebih panjang dari kurvatura minor dan dihubungkan dengan kolon transversum oleh omentum mayor lipatan ganda dari peritonium.
- Osteum kardiakum; merupakan tempat esofagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisum pilorus yang tidak mempunyai sfingter khusus, hanya berbnetuk cinci yang membuka dan menutup osteum dengan kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serat otot pada dasas esofagus.
Lapisan lambung
- Lapisan selaput lendir (mukosa). Bila lambung dikosongkan, lapisan ini berlipat-lipat yang di sebut rungae.
- Lapisan otot melingkar (m.aurikularis). lapisan ini merupakan jaringan otot yang kuat.
- Lapisan otot miring (m.obliques). lapisan ini mempunyai otot bergaris miring.
- Lapisan otot panjang (m.longitudinal). lapisan ini merupakan susunan lapisan otot lambunng yang panjang.
- Jaringan ikat (peritonium)atau serosa. Jaringan ini melapisi lambung bagian luar.
Lambung menampung makanan yang masuk melalui
esofagus, menghancurkan makanan, dan menghaluskan makanan dengan gerakan
peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan
dua cara, yaitu kimiawi dan mekanis.
- Mekanis menyimpan, mencampur dengan sekret lambung, dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.
- Kimiawi (khemis). Bolus dalam lambung akan di campur dengan asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilakan, antara lain: pepsin, asam garam, renin, dan lapisan lambung.
1. Pepsin, memecah putih telur
menjadi asam amino (albumin dan pepton) agar dapatdiabsorbsi di intestinum
minor.
2. Asam garam (HCL),
mengasamkan makanan sebagai antiseptik
dan desinektan yang masuk ke dalam makanan. Di samping itu, mengubah pepsinogen
menjadi pepsin dalam suasana asam.
3. Renin, sebagai ragi
membekukan susu dan membentuk kasein dan kaseinogen dari protein.
4. Lapisan lambung memecah
lemak menjadi asam lemak untuk merangsang sekresi getah lambung.
Sekresi getah lambung
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang
makan. Apabila melihat, mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung
akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga menimbulakan rangsangan kimiawi
yang menyebabka dinding lambung melepaskan hormon yang di sebut sekresi getah
lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase, yaitu serebral, gastrik, dan intestinal.
Fase serebral; antisipasi dari makanan menyebabkan
stimulus merambat dari otak ke nervus vagus sampai ke lambung yang merupakan
kelenjar yang terstimulasi untuk mensekresi gastrin hormon yang disekresi oleh
membran mukosa kanalis pilorus lambung yang menghasilakan getah lambung.
Fase gastrik; pada fasi ini gastrin lebih banyak
diproduksi.
Fase intetinal; masuknya darah ke dalam intestinum
menyebabkan sekresi getah lambung membentuk lebih banyak gastrin.
Gerakan Lambung
Apabila makanan di telan oleh otot polos di fundus,
korpus lambung secara refleks melemah sebelum makanan sampai di lambung
sehingga volume lambunng meningkat sebesar 1,5 liter tanpa peningkatan tekanan
yang nyata.
Reseptiif relaksasi ini berlangsung dengan perantara
nervus vagus dan dikoordinasikan oleh
pusat menelan. Setah lambung telahh terisi penuh, kontaraksi mulai melemah di
daerah fundus dan korpus menekan isi lambung. Kontraksi ini untuk beberapa
waktu tidak menimbulkan pencampuran isi lambung dengan getah lambung. Kontraksi
akan meningkatkan tonus lambung menyebar ke daerah korpus karena belum dapat
melewati pilorus yang hanya dapat di lewati oleh partikel berukuran kecil
(1mm).
Keaktifan di antrum akan mencampur dan mengaduk isi
lambung dengan cepat dan cermat dengan sekresi lambung, membelah makanan
menjadi partikel yang kecil, dan mencurahkan isi lambung yang sudah dalam
bentuk khimus (setengah cair) pelan-pelan masuk ke duodenum karena pompaan
antrum pilorus.
Pengosongan lambung
Sfingter piluros mengendalikan pengosongan lambung
walaupun piuros tetap terbuka .
kontraksi antrum akan diikuti oleh kontraksi pilorus dan duodenum. Apabila
suatu gelombang peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik
dan di ikuti oleh kontraksi piluros sehingga mendorong kembali sebagian besar
isi antrum yang masih bersifat padat ke korpus lambung, hanya sejumlah kecil
yang masuk ke duodenum pada setiap kontraksi.
Pengosongan lambung membutuhkan waktu sampai 5 jam
dan dapat menjadi lebih lama apabila makanan banyak mengandung lemak. Fungsi sfingter pilorus pada pengendalian
pengosongan lambung terbatas karena pengosongan berjalan normal walaupun
pilorus tetap terbuka. Kontraksi antrum akan di ikuti oleh kontraksi pilorus
yang berlangsung sedikit lebih lama dari kontraksi duodenum. Apabila gelombang
peristaltik kuat sampai di antrum maka tekanan isi antrum naik, kontraksi di
ikuti oleh konraksi pilorus sehingga mendorong kembali isi antrum yang masih
bersifat padat ke korpus lambung.
Pengaturan gerakan dalam pengosongan lambung
merupakan kontraksi peristaltik lambung yang dikoordinasikan oleh gastrik slow wave (gelombang deplarisasi)sel oto
polos ynag di mulai dari otot sirkuler fundus menuju ke pilorus setiap 20 detik
ini di sebut basic electric rhytme (BER). Untuk peristaltik antrum, slow wave mempunyai peran penting dalam
pengendalian pengosongan lambung.
Kecepatan pengosongan lambung
Kecepatan pengosongan lambung tergantung pada jenis
makanan yang terdapat dalam lambung. Karbohidrat cepat meninggalkan lambung,
sedangkan lemak lambat meninggalkan lambung. Keadaan di duodenum di pengaruhi
oleh volume perengang dinding lambung, keasaman lambung, hasil pencernaan
protein, dan hasil sekresi lemak. Keaktifan kuat lambung yang kosong dapat
dirasakan dan dapt menimbulkan rasa nyeri secara samar-samar karena di sertai
ras lapar.
2.2.4 Usus Halus (intestinum minor)
Merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum, panjangnya lebih kurang 6
meter, dan merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari tempat proses
pencernaan dan absorpsi pencernaan. Bentuk dan susunannya berupa liptan-lipatan
melingkar. Makanan dan intestinum minor dapt masuk karena adanya gerakan yang
memberikan permukaan yang lebih halus, banyak jonjot-jonjot tempat absorbsi dan
memperluas permukaannya. Pada ujung dan pangkalnya terdapat katub. Intestinum
minor terletak dalam rongga abdomen dan di kelilingi oleh usus besar.
Lapisan usus halus
- Tunika mukosa; lapisan ini banyak memiliki lipatan yang membentuk plika sirkularis dan villi intestinal (jonjot-jonjot)yang selalu bergerak karena pengaruh hormon jaringan villi kinnin. Villi ini banyak mengandung pembuluh darah dan limfe. Pada bagian ini terjadi penyerapan lemak yang telah di elmusi.
- Tunika propia; pada bagian dalam dari tunika mukosa terdapat jaringan limfoid noduli limpatisi dalam bnetuk sendiri-sendiri dan berkelompok. Tiap kelompok lebih kurang 20 moduli limpatisi. Kumpulan ini di sebut plaque peyeri yang merupakan tanda khas dari ileum. Pada penyakit tipus abdominalis, plaque peyery ini sering merandang karena infasi kuman salmonella typhosa.
- Tunika submukosa; pada lapisan ini terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf yang merupakan anyaman saraf simpatis.
- Tunika muskularis; lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan otot sirkuler dan otot longotudinal. Di antara keduanya terdapat anyaman serabut saraf yang di sebut pleksus mienterikus auerbachi.
- Tunika serosa (adventisia); lapisan ini meliputi seluruh jejenum dan ileum.
Struktur usus halus
Duodenum
Bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada
lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodedum terdapat bagian
yang membukut tempat bermuaranya saluran empedu (duktus koledukus) dan saluran
pankreas (duktus pankreatikus) yang dinamakan papila vateri. Dinding duodenum
mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar Brunner memproduksi
getah intestinum.
Jejunum
Panjangnya 2-3 meter, berkelok-kelok, terdapat di
sebelah kiri atas intestinum minor dengan perantaraan lipatan peritonium yang
berbnetuk kipas (mesentrium). Akar mesentrium memungkinkan keluar masuknya
arteri dan vena mesenterika superior dan pembuluh limfen dan saraf ke ruang
antara lapisan peritonium yang membentuk mesenterium. Penampang jejunum lebih
besar, dindingnya lebih tebal, dan banyak mengandung pembuluh darah.
Ileum
Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas,
panjangnya lebih kurang 4-5 meter,. Ileum merupakan usus halus yang terletak di
sebelah kanan bawah yang berhubungan dengan sekum perantaraan lubang yang di sebut
orifisiumileosikalis yang di perkuat oleh sfingter dan di lengkapi oleh sebuah
katub valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi untuk mencengah cairan
dalam kolon asendens agar tidak masuk kembali ke dalam ileum.
Mukosa Usus Halus
Merupakan permukaan epitel yang sangat halu, lipatan
mukosa dan mikrovili memudahkan pencernaan dan absorbsi. Lipatan ini di bentk
oleh mukosa dan submukosa yang dapat memperbesar permukaan usus halus. Membran mukosa berupa
lipatan sirkuler dan semisirkuler (spiral) yang seluruh permukaanya terdapat
berjuta-juta vili yang di tutupi oleh selapis sel yang mengandung pembuluh
darah, yaitu pembuluh limfe dan saraf. Penampang melintang vili di lapisi oleh
epitel dan kripta yang menghasilakan bemacam-macam hormon jaringan dan enzim
yang memegang peranan penting dalam proses pencernaan.
Pada mukosa usus halus terdapat sekresi kelenjar
Brunner dan kelenjar intestinal.
- Kelenjar Brunner (dalam duodenum), menghasilkan mukus dan larutan NaHCO dengan Ph 7,5 tidak mengandung enzim, dan melindungi mukosa duodenum dari keaktifan asam lambung dan pepsin. Sekreis kelenjar ini dirangsang oleh saraf (nervus vagus).
- Kelenjar intestinal menghasiklan sukus entrikus, enzim enteropeptidase disakarida, peptidase, fosfatse alklis, mukus, dan cairan isotonik dengan Ph 7.
Absorbsi usus halus
Absorbsi makanan ynag sudah di cerna berlangsung
dalam usus halus melalui dua saluran pembuluh kapiler darah dan saluran limfe
sebelah dalam permukaan vili. Sebuah vili berisi lakteal, pembuluh darah,
epitelium, dan jaringan otot yang di ikat bersama oleh jaringanlimfoid dan
seluruhnya di liputi oleh membran dasar epitelium.karena vili keluar dari
dinding usus maka bersentuhan dengan makanan yang sudah cair dan lemak yang
sudah diabsorbsi ke dalam lakteal. Selanjutnya, makanan berjalan melalui
pembuluh limfe masuk ke dalam pembuluh kapiler darah dari di vili usus dan
masuk ke vena portaa dengan mengalami beberpa perubahan.
Absorbsi karbohitrat
Hasil akhir pencernaan berupa monosakarida (glukosa,
galaktosa, dan fruktosa). Adsorpsi glukosa yang terjadi bersam transpor aktif
ion Na seperti yang terjadi di tubulus proksimal ginjal (tanpa tranpor
maksimum). Mekanisme ini juga digunakan oleh fruktosa dengan fassilited difision. Absorbsi glukosa
memerlukan insulin. Laju absorbsi glukosa kurang lebih 120 gram/jam.
Absorpsi protein
Hasil akhir pencernaan protein berupa asam amino.
Absorpsi asam amino aktif lebih cepat dari asam amino pasif. Sistem transpor
ada tiga, yaitu asam amino netral, asam amino biasa, dan asam amino protein.
Ketiga transpor ini dikaitkan dengan transpor natrium. Sistem transpor lain
(dipepttida dan tripeptida) ke sel mukosa sebelum di cerna dilakukan oleh enzim
intrasel hingga menjadi asam amino.
Asam amino berkumpul di dalam sel mukosa kemudian
berdifusi ke dalam darah. Absorbsi ini berlangsung cepat di duodenum dan
jejunum, tetapi lambat di ileum. Proteun dapat diabsorsi secar utuh melalui
mukosa usus halus dengan proses pinositosis. Sumber protein dalam
gastrointestinal 50% dari makanan, 25% dari liur pencernaan, 25% dari sel
mukosa, dan hanya 2-5% yang tidak di cerna dan tidak diabsorbsi usus halus.
Absorbsi lemak
Hasil akhir pencernaan lemak adalah asam lemak,
gliserol, dan monogilserida. Garam empedu membantu pencernaan dan absorbsi
lemak bersama, losetin , dan monogliserida mengemulsi lemak dengan partikel
berdiameter 200-500 nm. Fasilitas pencernaan oleh lipase membentuk misel (gara
empedu), asam lemak, dan monogliserida. Asam lemak dan kolestrol dari disel
masuk dan berdifusi secara pasif ke dalam sel mukosa. Dari sel mukosa, asam
lemak dengan atom C kurang dari 10-12 langsung masuk ke dalam lalu diektras kembali menjadi
trigliserida. Di dalm sel mukosa, sebagian kolestrol di serap. Ester trigliserida
dan ester kolestrol di bungkus oleh lapisan lipoprotein. Kolestrol dan
fosfolipid membentuk kilo mikro tetesan lemak yang berukuran 0,5 mikron
kemudian kilo mikron meninggalkan sel dam memasuki sistem limfatik. Sekitar
80-90% lemak yang diserap dari usus halus di angkut ke dalam darah melalui
duktus torasikus dalam bentuk kilo mikron. Absobsi kolestrol terjadi di usus
halus bagian distal dan berlangsung apabila ada kelenjar empedu, asam lemak,
dan pankreas.
Absorbsi air dan elektrolit
Air dalam usus halus berasal dari makanan /minuman
yang jumlahnya lebih kurang 2000 mi sehari dan air liur pencernaan lebih kurang
7000 ml sehari. Sembilan puluh lima persen dari cairan ini di serap sehingga
yang hilang bersam fases hanya 200 ml. Gerakan air di lambung sangat terbatas,
sedangkan pada usus halus dan usus besar dapat bergerak kedua arah melalui
mukosa gradien osmotik.
Absorbsi natrium dan kalium bergantung pada gradien
konsentrasi sejumlah kecil Na+ yang dapat berdifusi masuk atau keluar usus
halus. Na+ di angkut ke luar lumen usus halus dan usus besar oleh pompaan yang
terletak di dinding basilateral sel. Pada ileum dan jejunum transpor, Na+ dari
usus halus ke darah ditingkatkan oleh aldosteron dan glukosa di lumen usus
untuk meningkatkan reabsorbsi Na. Keadaan ini merupakan dasar pengobatan
kehilangann air dan Na+ pada diare dengan memberikan larutan yang mengandung
NaCl dan glukosa oral. Transpor Na+ melalui epitel menimbulkan potensisal
listrik dan secara simultan akan menarik ion klorida melalui membran.
Ada sejumlah kecil K+ disekreis lumen usus yang
merupakan komponen mukus. Gerakan K+ melaui membran grastrointestinal dengan
cara difusi pasif bergabung pada potensial darah antara darah dan lumen usus.
Kehilangan K+ pada diare kronis dapat mengakibatkan hipokalemia.
Absorbsi klorida dan bikae=rbonat. Pada ileum dan
usus besar, Cl diabsorbsi aktif untuk menggnatikan HCO3. Dengan demikian, isi
intestinal akan menjadi labih alkali.
Absorbsi vitamin dan mineral
Absorbsi vitamin yang larut dalam air lebih cepat
jika dibandingkan dengan vitamin yang larut dalam lemak.
Kalsium yang di makan akan di serap dengan cara
transpor aktif 30% -80%, terutama diserap di usus halus bagian atas dan
absorbsinya bergantung pada kebutuhan tubuh.
Zat besi,. Pada orang dewasa, jumlah zat besi yang
hilang dari tubuh relatif kecil. Zat besi diserap dalam bentuk fero (Fe+).
Kebanyakan, zat besi di dalam sel makanan adalah dalam bentuk Fe3+. Sekret
lambung dapat mereduksi Fe3+. Gas trektonim dapat mengakibatkan anemia defisiensi
besi. Penyerapan secara aktif terjadi pada usus halus bagian atas.
Kontaraksi usus halus
Kontraksi usus halus dikoordinasikan oleh suatu
gelombang depolarisasi usus halus yang bergerak dari otot polos sirkuler
duodedum ke arah kaudal. Frekuensi tertinggi duodenum adalah 11-13/menit, pada jejunum adalah 12/menit,
dan ileum 9/menit. Jenis kontraksi usus halus akan diuraikan di bawah ini.
- Segmentasi adalah jenis gerakan yang paling sering dan frekuensinya sesuai dengan slow ware. Kontraksi otot yang berdektan pada jarak tertentu akan berkontraksi secara bergantian dengan tujuan mencampur kimus dengan liur pencernaan dan mendekatkan kimus pada permukaan absorbsi mukosa.
- Peristaltik adalah kontraksi otot sirkuler secara berurutan untuk jarak pendek dengan kecepatan 2-3 cm/detik adalah untuk mendorong kimus ke arah usus besar. Regangan dinding usus halus dan gelombang peristaltik menimbulkan respons terhadap regangan tersebut.
- Kontraksi muskularis mukosa; kontraksii ini tidak teratur, 3 kali/menit. Kontraksi ini mengubah pola lekukan dan lipatan mukosa, mencampur isi lumen, dan mendekatkan kimus dengan permukaan mukosa yang di rangsang oleh saraf simpatis.
- Kontraksi vilus; kontraksinya tidak teratur teutama bbagian proksimal usus halus. Kontraksi ini membantu mengosongkan pembuluh lakteal sentral dan meningkatkan aliran limfe
- Sfingter ileosekalis; sfingter ini melemah bila ileum sampai di sfingter dan sejumlah kecil kimus masuk ke dalam sekum. Regangan ileum menjadi relaksasi untuk membantu pengosongan ileum. Regangan sekum berkontraksi untuk mengosongan lebih lanjut, terutama dikoordinasikan oleh neuron pleksus intrinsik.
- Refleks gastroileal; peningkatan fungsi sekresi dan motorik lambung meninggalkan motilitas ileum terminalis. Kimus masuk ke dalam sekum melalui refleks panjang.
Usus halus
dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat penting dari saluran
pencernaan kerena di sinilah terjadinya proses pencernaan yang terbesar dan
penyerapan lebih kurang 85% dari selururh absorbsi. Fungsi usus halus sebagai
berikut.
- Mensekresi cairan usus untuk menyempurnakan pengolahan zat makanan di usus halus.
- Menerima cairan empedu dan pankreas melalui duktus koledukus dan duktus pankretikus.
- Mencerna makanan. Getah usus dan pankreas mengandung enzim yang mengubah protein menjadi asam amino., karbohidrat menjadi glukosa, lemak menjadi asam lemak, dan gliserol. Dengan bantuan garam empedu,getah usus dan pankreas kasuk ke duodedum. Makanan disempurnakan oleh kontraksi kelenjar empedu pencernaan. Zat makanan di pecah menjadi bentuk-bentuk ynag lebih sederhana yang dapat di serap melalui dinding usus halus ke dalam aliran darahh dan limfe.
- Mengabsorbsi air garam dan vitamin, protein dalam bentuk asam amino, dan karbohidrat dalambnetuk monoksida. Makanan yang telat di serap akan terkumpul di dalam vena-vena halus kemudian berkumpul dalam vena yang besar, bermuara ke dalam vena porta, dan langsung di bawa ke hati. Di samping itu, ada juga melalui sistem saluran limfe. Dari seluruh limfe masing-masing akan bermuara ke dalam saluran limfe yang besar (duktus torasikus) dan masuk ke dalam vena jugularis.
- Menggerakkan kandungan usus sepanjang usus halus oleh kontraksi segmental pendek dan gelombang cepat yang menggerakan kandungan usus sepanjang usus menjadi lebih cepat.
2.2.5 Usus besar
(intestinum mayor)
Merupakan saluran pencernaan berupa usus
berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjangnya lebih kurang 1,5-1,7
meter dan penampang 5-5 cm. Usus besar merupakan lanjutan dari usus halus yang
tersusun seperti huruf U terbalik dan mengelilingi usus alus yang terbentang
dari valvula ileocaecalis sampai ke anus.
Lapisan usus besar
- Lapisan selaput lendir (mukosa); lapisan ini tidak memiliki villi, kripta-kripta dalam lebih kurang 0,5 mm, dan terletak berdekatan satu sam lain. Hampir seluru permukaan epitel kripta menghasilkan mukus pelumas. Epitel ynag tinggal lainnya mempumyai tepi bersilia dari mikrovilli yang mengabsorsi air.
- Lapisan otot melingkar (m.sirkuler); lapisan ini berada di sebelah dalam dan berbentuk lingkaran.
- Lapian otot memanjang (m.longitudiinal); lapisan otot ini berkumpul menjadi 3 pita panjnag dengan lebar 1 cm yang di sebut teniacoli. Lapisan ini terdiri dari tenia libera (di anterior), tenia omentalis (di posterior, lateral), dan tenia mesacolica ( di posterior dan medial).
- Lapisan jaringan ikat (serosa); lapisan ini merupakan jaringan ikat yang kuat yang berada di sebelah luar.
- Menyerap air dan elektrolit. Usus besar menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa massa membentuk massa yang semisolid atau lembek yang di sebut feses.
- Menyimpan bahan feses sampai saat defekasi. Fases ini terdiri dari sisa makanan, serat-serat selulosa sel-sel epitel bakteri, bahan sisa sekresi (lambung, kelenjar intestin, hati, dan pankreas), magnesium fosttat, dan Fe.
- Tempat tinggal bakteri colli. Sebagian dari kolon berhubungan dengan fungsi pencernaan dan sebagian lagi berhubungan dengan penyimpanan. Untuk kedua fungsi ini tidak diperlukan gerakan yang kuat, cukup dengan pergerakan yang lemah.
Sekum
Kantong lebar terletak pada fossa iliaka dekstra.
Ileum memasuki fossa iliaka sisi kiri osteum ileosekalis. Pada bagian bawah
sekum terdapat apendiks vermiformis, bentuknya seperti cacing dan di sebut
umbai cacing. Panjangnya lebih kurang 6 cm. Muara apendiks pada sekum
ditentukan oleh titik yaitu: daerah antara 1/3 bagian kanan dan 1/3 bagian
tengah garis menghubungkan kedua spina iliaka anterior (SIAS). Sekum seluruhnya
ditutupi oleh peritonium agar mudah bergerak walaupin tidak mempunyai
mesenterium dan dapat diraba melalui dinding abdomen. Ileum bermuara pada sekum
dan membentuk sebuah katub yang dinamakan vavula coli (bauchini).
Titk McBurney merupakan tempat proyeksi muara ileum
de dalam sekum. Titk potong tepi lateralis m.rektus abdominus dekstra dengan
garis penghubung (SIAS) kanan dengan pusat sekitar sama dengan 1/3 lateral
garis monro (garis menghubungkan SIAS dengan pusat). Pada waktu peradangan
apendiks (apendisitis), daerah ini sangat ssakit tertekan, kadang-kadang perlu
dibuang (apendektomi).
Kolon asendens
Bagian ini memanjang dari sekum ke fossa iliaka
kanan smapai ke sebelah kanan abdomen. Panjangnya 13 cm, terletak di bawah
abdomen sebela kanan, dan di bawah hati membelok ke kiri. Lengkungan ini di
sebut fleksura hepatika (fleksura koli dekstra dan di lanjutkan dengan kolon
transversum.
Kolon transversum
Panjangnya lebih kurang 38 cm, membujur dari kolon
asendens sampai ke kolon desendens, berada di bawah abdomen sebelah kanan tepat
belokan yang di sebut fleksura lienalis (fleksura koli sinistra), dan mempunyai
mesenterium yang melekat pada permukaan posterior tirai omentum mayus.
Kolon desendens
Panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di bawah
abdomen bagian kiri, dari atas ke bawah, dari depan fleksura lirnalis sampai di
depan ileum kiri, bersambung dengan sigmoid, dan di belakang peritonium
(retroperitonial).
Kolon sigmoid
Bagian ini merupakan lanjutan dari kolon desendens.
Panjangnya 40 cm, terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri, berbentuk
huruf S, unjung bawahnya berhubungan dengan rektum, berakhir setinggi vertebrae
sakralis 3-4, dan kolon sigmoid ini di tunjang oleh mesenterium yang di sebut
mesokolon sigmoideum.
Gerakan kolon:
Gerakan mencampur
Otot sirkuler kolon mengerut pada tiap kontraksi
sekiar 2,5 cm, kadang-kadang dapat menyempitkan lumen dengan sempurna. Gabungan
otot sirkuler dan longitudinal menyebabkan bagian usus besar tidak terangsang
menggelembung ke luar dan merupakan kantong yang di sebut hautraktion. Waktu 30 detik, kontraksi haustral akan bergerak
dengan lambat ke arah anus (dubur). Beberapa menit kemudian timbul kontraksi
haustral kedua yang baru di dekat tempat semula, tetapi tidak pada tempat yang
sama. Dengan cara ini feses perlahan-lahan didekatkan ke permukaan dan secara
progresif terjadi penyerapan air.
Gerakan mendorong
Pada kolon terjadi gerakan yang di sebut mass
movement, yaitu mendorong feses ke arah anus. Gerakan ini timbul beberapa kali
sehari, biasanya sesudah makan pagi. Pada mulanya pergerakan terjadi di bagian
kolon yang terangsang kemudian kolon distal tempat kontraksi kira-kira 20
cmberkontraksi serentak sebagai satu kesatuan mendorong bahan feses ke bagian
yang lebih distal.
Mass movement dapat terjadi pada setiap bagian kolon
transversum dan kolon desendens. Apabila sejumlah feses telah di dorong ke
dalam rektum maka akan timbul keingina untuk defekasi. Mass movement yang
sangat kuat akan mendorong feses melalui rektum dan anus keluar. Hal ini jarang
terjadi karena kontraksi tonik yang terus menerus pada sfingter ani internus
dan ekternus.
2.2.6 Rektum
Bagian ini merupakan lanjutan dari kolon sigmoid
yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus sepanjang 12 cm yang di mulai
dari pertengahan sakrum dan berakhir pada kanalis anus. Rektum terletak dalam
rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis.
Rektum terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Rektum propia, bagian yang melebar di sebut ampula rekti. Jika ampula rekti terisi makanan, akan timbul hasrat defekasi.
- Pars analis rekti, sebelah bawahnya ditutupi oleh serat-serat otot polos (m.sfingter ani internus) dan serabut otot lurik (m.sfingter ani eksternus). Kedua otot ini berperan pada waktu defekasi. Tunika mukosa rektum banyak mengandung pembuluh darah, jaringan mukosa, dan jaringan ototyang membentuk lipatan yang di sebut kolumna rektalis. Pada bagian bawah kolumna rektalis terdapat pembuluh darah vena rektalis (v.hemoroidalis superior, inferior) yang sering mengalami pelebaran atau varises yang di sebut hemoroid (wasir).
Anus merupakan bagian dari saluran pencernaan dengan
dunia luar yang terletak di dasar pelvis dan dindingnya diperkuat oleh sfingter
ani yang terdiri dari:
- Sfingter ani internus sebelah dalam bekerja tidak menurut kehendak,
- Sfingter levator ani bagian tengah bekerja tidak meurut kehendak, dan
- Sfingter ani eksternus sebelah luar bekerha menurut kehendak.
Defeksi
Defeksi adalah hasil refleks. Apabila bahan feses
masuk ke dalam rektum, dinding rektum akan merenggang dan menimbulkan
impuls aferens yang disalurkan melalui
pleksus mesenterikus sehingga menimbulkan gelombang peristaltik pada kolon
desendens dan kolon sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang
peristaltik sampai di anus, sfingter ani internus di hambat dan sfingter ani
eksternus melemas sehingga terjadi defeksi. Refleks ini sanngat lemah sehingga
harus diperkuat dengan refleks lain melalui segmen sakral medula spinalis dan
dikembalikan ke kolon desendens, koln sigmoid, rektum, dan anus melalui
saraf parasimpatis. Impuls parasimpatis
ini memperkuat gelombang peristaltik dan mengubah refleks defekasi dari gelombang
lemah menjadi proses defekasi yang kuat. Orang normal dapat mencegah defeksi
sampai waktu yang tepat yang sesuia dengan refleks defeksi. Defeksi hilang
beberapa menit dan timbul kembali sampai beberapa jam. Pada bayi baru lahir,
refleks defekasi berjalan secara otomatis dan mengosongkan usus bear abgian
bawah.
Peritonium
Merupakan membran tiois, halus, dan lembab yang
terdapat dalam rongga abdomen dan menutupi organ-organ abdomen. Peritonium
merupakan membran serosa yang terdiri dari lapisan yang terletak pada jaringan
ikat. Peritonial pariental berlanjut ke bawah membatasi pelvis dan peritonium
viseral yang meliputi organ-organ dalam peritonium. Ruang potensial yang
terdapat antara lapisan pariental dan viseral dinamakan rongga peritonial. Pada
pria, rongga ini tertutup, tetapi pada wanita rongga ini memiliki hubungan
dengan dunia luar (tuba uterina, uterus dan vagina). Rongga ini mempunyai dua
kantong, yaitu kantong besar yang terbentang di seluruh abdomen, mulai dari
diafragma sampai ke pelvis dan kantong kecil ynag terletak di belakang lambung.
Fungsi peritonium
- Tempat melekatnya organ-organ ke dinding abdomen posterior yang satu dengan yang lainnya.
- Membentuk pembatas yang halus sehingga mempermudah organ-organ untuk saling bergerak dan tidak saling bergesekan.
- Mempermudah pembuluh-pembuluh darah dan saraf untuk mencapai organ-organ tanpa harus dililit oleh lemak dan mengalami penekanan.
- Tempat kelejar limfe dan pembuluh darah menutupi area yang terinfeksi dengan omentum mayor.
- Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ yang terdapat dinding posterior abdomen.
2.2.8 Hati (hepar)
Merupakan kelenjar aksesori terbesar dalam tubuh,
berwarna coklat dengan berat 1000-1800 gram. Hati terletak dalam rongga perut
sebelah kanan atas di bawah diafragma.
Fungsi hati
- Metabolik; metabolisme asimilasi karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin dan produksi energi.
- Eksretori; produksi empedu oleh sel hati (bilirubin,kolesterol garam empedu), ke dalam empedu juga diekskresikan zat yang berasal dari luar tubuh seperti logam-logam berat, bermacam zat warna dan lain.
- Pertahanan tubuh; detoksikasi racun siap untuk dikeluarkan, melakukan fagositosis terhadap benda asing langsung membentuk antibodi.
- Mengatur suhu tubuh; berperan membentuk darah dan heparin.
Adalah kantong yang berbentuk buah pir yang terletak
pada permukaan viseral, diliputi oleh peritonium kecuali bagian yang melekat
pada hepar, dan terletak pada permukaan bawah hati di antara lobus dekstra dan
lobus kuadratus hati.
Unsur-unsur cairan empedu
Garam-garam empedu disentasi oleh hepar dari
kolestrol, suatu alkohol steroid yang banyak dihasilkan hati. Garam empedu
berfungsi membantu pencernaan lemak dan mengemulasi lemak dengan kelenjar
lipase dan penkreas.
Sirkulasi enterohepatik
Garam empedu diresorbsi dari usus halus ke dalam
vena portae dan dialirkan kemabli ke hepar untuk digunakan ulang.
Pigmen empedu
Merupakan hasil utama dari pemecahan hemoglobin. Sel
hepar mengangkut hemoglobin dari plasma dan mesekresinya ke dalam empedu.
Pigmen empedu tidak mempunyai fungsi dalam proses pencernaan.
Bakteri dalam usus halus
Bakteri dalam usus halus mengubah bilirubin menjadi
urobilin yang merupakan salah satu zat yanng diabsorbsi dari usus dan di ubah
menjadi sterkobilin yang disekresi ke dalam
feses sehingga menyebabkan feses berwarna kuning.
2.2.10 Pankreas
Merupakan organ yang lunak, berjalan miring
menyilang dinding posterior abdomen pada regio epigastrium, terletak di
belakang lambung, dan terbentang dari duodenum sampai ke limpa. Pankreas
merupakan kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin
menghasilkan sekret yang mengandung enzim yang dapat menghidrolisis protein,
lemak, dan karbohidrat, sedangkan endokrit menghasilkan hormon insulin dan
glukagon yang memegang peranan penting pada metabolisme karbohidrat.
BAB III
PENUTUP
Makhluk hidup harus
memenuhi enegi dengan cara mengosumsi makanan. Makanan tersebut kemudian
diuraikan dalam sistem pencernaan menjadi sumber energi dan lain-lain.
pemilihan makanan menjadi penting. Secara umum makanan yang sehat harus
mengandung zat-zat makanan,yaitu: karbohidrat, protein, vitamin, lemak, garam,
mineral, dan air.
Proses pencernaan adalah proses pemecahan secara mekanik dan kimia,
molekul-molekul besar yang masuk saluran pencernaan menjadi molekul yang lebih
kecil sehingga dapat di serap oleh dinding saluran pencernaan.organ perncernan manusia terdiri dari: mulut (oris), esofagus
(kerongkongan), ventrikulis (lambung), usus Halus (intestinum minor), usus
besar (intestinum mayor),rektum, dan anus. Serta terdapat pula organ-organ
aksesoris, seperti: gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandungan empedu dan
pankreas.. Proses pencernaan yang terjadi dalam tubuh di bantu oleh enzim untuk
percepat proses pencernaan. Enzim tersebut dihasilkan oleh orgaan-organ
pencernaan dan tergantung dari bahan makanan yang akan di cerna oleh tubuh.
Sebaiknya kita selalu mengonsumi makanan yang bergizi agar tubuh tidak
mengalami kekurangan asupan nutrisi. Kita harus memilih makanan yang akan kita
makan agar terhindar dari ganguaan sistem pencernaan, perbanyak minum air
putih. Dan terhakhir terapakan pola
hidup sehat dalam kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. 2002. Struktur & Komponen Tubuh Manusia.
Jakarta: Widya Medika
http://www.ilmupengetahuanalam.com/2015/03/fungsi-dan-contoh-sumber-zat-makanan-karbohidrat-protein-vitamin-lemak-mineral-serta-air-bagi-kesehatan-tubuh-manusia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar