Selasa, 06 Desember 2016

Sistem Respirasi ( sistem pernapasan)





Fungsi sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen dari atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentraspor karbon dioksida yang bisa dihasilakan sel-sel tubuh kembali ke atmosfer. 
Sistem pernapasan dibagi dalam 2 bagian yaitu saluran pernapasan atas (traktus respiratorius superior) dan saluran pernapasan bawah (traktus respiratorus inferior). saluran pernapasan atas terdapat di luar rongga dada yaitu rongga hidung, faring, laring, dan trakea bagian atas. saluran pernapasan bawah rongga dada, terdiri dari bagian bawah trakea dan paru-paru. Jadi, organ yang termasuk dalam sistem pernapasan yaitu hidung, rongga hidung, faring, laring, trakea bronkus dan paru (alveoli).
  
Hidung

1.  Hidung eksternal berbentuk piramid di sertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini tersusun dari kerangka kerja tulang, kartilago hialin, dan jaringan fibroareolar.
a.   Septum nasal membagi hidung menjadi sisi kanan dan sisi kiri rongga nasal. Bagian interior septum adalah kartilago.
b.    Naris (nostril) eksternal di batasi oleh kartilago nasal.
(1)   Kartilago nasal lateral terletak di bawah jembatan hidung.
(2)  Ala besar dan ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril.
c.      Tulang hidung
(1)  Tulang nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung.
(2) Vomer dan lempeng berpendikular tulang etmoid membentuk bagian posterior septum nasal.
(3)  Lantai rongga nasal adalah palatum keras yang terbentuk dari tulang maksila dan palatinum.
(4) Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang etmoid, pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal, dan pada sisi posterior dari tulang sfenoid.
(5)  Konka (turbinatum) nasalis superior, tengah dan inferior menojol pada sisi medial dinding lateral rongga nasal. Setiap konka di lapisi membran mukosa (epitel kolumnar bertingkat dan bersilia)yang berisi kelenjar pembuat mukus dan banyak mengandung pembuluh darah.
(6)  Meatus superior, medial dan inferior merupakan jalan udara rongga nasal yang terletak di bawah konka.
d.   Empat pasang sinus paranasal adalah kantong tertutup pada bagian frontal etmoid, maksilar, dan sfenoid. Sinus ini di lapisi membran mukosa.
(1) Sinus berfungsi untuk meringankan tulang kranial, memberi area permukaan tambahan pada saluran nasal untuk menghangatkan dan melembabkan udara yang masuk, memproduksi mukus, dan memberi efek resonasi dalam produksi wicara.
(2) Sinus paranasal mengalirkan cairannya ke meatus rongga nassal melalui duktus kecil yang terletak di area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus.pada posisi tegak, aliran mukus ke dalam rongga nasal mungkin terhambat, terutama pada kasus infeksi sinus.
(3)  Duktus lasolakrimal dari kelenjar air mata .membuka ke arah meatus inferior.

2.   Membran mukosa nasal
a.     Struktur
(1) Kulit pada bagian eksternal permukaan hidung yang mengandung folikel rambut, keringat dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak di dalm nostril. Kulit dibagian dalam ini mengandung rambut (vibrissae) yang berfungsi untuk menyaring partikel dari udara terhisap.
(2)   Di bagian rongga nasal yang lebih dalam, epitelium respiratorik membentuk mukosa yang melapisi ruang nasal selebihnya. Lapisan ini terdiri dari epitelium bersilia dengan sel goblet yang terletak pada lapisan jaringna ikat tervaskularisasi dan terus memanjang untuk melapisi saluran pernapasan sampai ke bronkus.
b.    Fungsi
(1)  Penyaringan partikel kecil.
(2)  Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk.
(3)  Resepsi odor.


Faring
          Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang daribagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
  1.Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal melalui dua naris internal.
a.  Dua tuba Eustachius (auditorik) menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah. Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga.
b.  Amandel (adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di dekat narsis internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.
2.  Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muskular, suatu perpanjangan palatum keras tulang.
a.  Uvula (anggur kecil) adalh prosessus kerucut (conical) kecil yang menjulur ke bawah palatum lunak.
b.   Amandel palatinum terletak pada kedua sisi orofaring posterior.
3. Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring, yang merupan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.


Laring
        
       laring  (kotak suara) menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabunng pendek berbentuk seperti kotak triagular dan di tompang oleh sembilan kartilago, tiga berpasangan dan tiga tidak berpasangan.
1. Kartilago tadak berpasangan
a.   Kartilago tiroid (jakun) terletak di bagian proksimal kelenjar tiroid. Biasanya berukuran lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormon yang disekresi saat pubertas.
b.  Kartilago krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak di bawah kartilago tiroid.
c.   Epiglotis adalah katub kartilago elastis yang melekat pada teplan anterior kartilago tiroid. Saat menelan, epiglotis secara otomatis menutupi mulut laring untuk mencegah masuknya makanan dan cairan.
2.      Kartilago berpasangan
a.  Kartilago aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kartilago krikoid. Kartilago ini melekat pada pita suarasejati, yaitu lipatan berpasangan dari epitelium skuamosa bertingkat.
b.   Kartilago kornikunata melekat pada bagian ujung kartilago aritenoid.
c.  Kartilago kuneifrom berupa batng-batang kecil yang membantu menompang jaringan lunak.
3.    Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring.
a.   Pasangan bagian atas adalah lipatan ventrikular (pita suara semu)yang tidak berfungsi saat produksi suara.
b.  Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid. Pembuka di antara kedua pita ini adalah glotis.
(1) Saat bernapas, pita suara terabduksi (tertarik membuka)oleh otot laring, dan glotis berbentuk triangular.
(2) Saat menelan, pita suara teraduksi (tertarik menutup), dan glotis membentuk celah sempit.
(3) Denngan demikian, kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glotis dan derajat ketegangan pita suara yang diperlukan untuk produksi suara.

Trakea
        Trakea (pipa udara) adalah tuba dengan panjang 10 cm sampai 12cm dan diameter 2,5 cmserta terletak di atas permukaan anterior esofagus. Tuba ini merentang dari laring pada area vetebra serviks keenam sampai area vetebra toraks kelima tempatnya membela menjadi dua bronkus utama.
 1.  Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16 sampai 20 cincin kartilago berbentuk-. Ujung          posterior mulut cincin dihubungkan oleh jaringna ikat dan otot sehingga memungkinkan ekspansi    esofagus.
2.   Trakea di lapisi epitelium respiratorik (kolumnar bertingkat dan bersilia) yang mengandung banyak sel goblet.


hPercabangan Bronkus 

1. Bronkus primer (utama) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea bawah ke kanan. Objek asing yang masuk ke dalam trakea kemungkinan ditempatkan dalam bronkus kanan.
2.  Setiap bronkuus primer bercabang 9 sampai12 kali untuk membentuk bronki sekunder dan tertier dengan diameter yang semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit, battang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago.
3. Bronki disebut ekstrapulmonar sampai memasuki paru-paru, setelah itu di sebut intrapulmonar.
4. Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan brongkial yang selanjutnya: bronki,bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik,duktus alveolar, dan alveoli. Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.



Paru-paru
1.  Paru-paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam ronggatoraks.
a.    Paru kanan memiliki tiga lobus dan paru kiri memiliki dua lobus.
b.   Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah permukaan diafragmatik (bagian dasar) terletak di atas diafragma, sebuah permukaan mediastinal (medial) terpisah dari paru lain oleh mediastinum, dan permukaan kostal terletak di atas kerangka iga.
c. Permukaan mediastinal memiliki hilus (akar), tempat masuk dann keluarnya pembuluh darah bronkin, pulmonar, dan bronkial dari paru.
2.      Pleura adalah membra penutup yang membungkus tiap par.
a.    Pleura pariental melapisi rongga toraks (kerangka iga, diafragma, mediastinum).
b.   Pleura viseral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura pariental di bagian bawah paru.
c.   Rongga pleura (ruang intrapleural)adalah ruang potensial antara pleura pariental dan viseral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel-sel pleural sehingga paru-paru dapat menggembang tanpa melakukan friksi. Tekanan cairan (tekanan intrapleura) agak negatif dibandingkan tekanan atmosfer.
d.   Resesus pleura adalah area rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Area ini muncul saat pleura periental bersilangan dari satu permukaan ke permukaan lain. Saat bernapas, paru-paru bergerak keluar masuk area ini.
(1) Resesus pleura kostomediastinal terletak di tepi anterior kedua sisi pleura, tempat pleura pariental berbelok dari kerangka iga ke permukaan lateral mediastinum.
(2)  Resesus pleura kostodiafragmatik terletak di tepi posterior kedua sisi pleura di antara diafragma dan permukaan kostal internal toraks.

Yang termasuk ke dalam sisitem respirasi, yaitu:
1.      Respirasi external adalah pertukaran gas antara atmosfer (udara bebas) dan darah.
2.      Respirasi internal adalah pertukaran gas antara darah dan sel-seltubuh.
3.     Respirasi seluler atau respirasi aerobik adalah penggunaan oksigen untuk memecah glukosa dalam     sel.


hMekanisme Bernapas
            Bernapas di sini maksudnya adalah memasukan dan mengeluarkan udara ke dalam dan keluar paru-paru. Memasukan udara ke paru, di kenal dengan inhalasi atau inspirasi, sedangkan mengeluarkan udara dari paru di sebut exhalasi atau expirasi. Kedua kejadian ini memungkinkan oksigen masuk ke alveoli dan carbon dioksida keluar dari paru-paru. Siklus inspirasi dan ekspirasi terus-menerus inilah yang di kenal dengan bernapas.
            Gerakan inspirasi dan ekspirasi ini berlangsung dengan bantuan otot-otot diafragma dan n intercostalis (otot-otot di antara tulang rusuk) diafragma terletak sepanjang bagian bawah tulang rusuk, yang juga berfungsi sebagai sekat yang memisahkan rongga dada dan abdomen (perut).
Sebelum inspirasi posisi diafragma melengkung ke atas ke arah rongga dada, dan saat inspirasi diafragma kontraksi, bergerak ke arah bawah (mendarat) sehingga volume rongga dada lebih luas da tekanan udara dalam rongga dada ini menurun. Pada saat ini udara masuk melalui trakea ke dalam paru. Bila diafragma rileks, dia akan kembali ke posisi semula dan volume udara dalam rongga dada menurun. Pada saat ini  tekanan udara dalam rongga dada di luar paru akan meningkat serta menekan paru sehingga ukuran paru mengecil dan udara keluar dari paru.
Pada keadaan tertentu, manusia dapat menggunakan otot-otot lain untuk membantu bernapas, misalnya pada penderita asma atau aktifitas fisik yang berat (olahragawan) yang harus berusaha lebih keras untuk mengeluarkan dan menarik udara dari dan ke paru.

sumber:
Sarpini, Rusbandi. 2015. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bogor:Penerbit IN MEDIA.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Perbit Buku Kedokteraan.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar